Teluk Dalam, Sumut (ANTARA News) - Badan PBB, UNESCO, akan menjadikan desa budaya Bawomataluwo, di Kecamatan Teluk Dalam, Nias Selatan, sebagai salah satu warisan dunia.
Ketua program khusus kebudayaan UNESCO Jakarta, Himaichuli Gurung, di Teluk Dalam, Jumat mengatakan rumah adat Nias di desa itu memiliki keunikan antara lain ada pondasi rumahnya yang terbuat dari kayu dengan posisi menyilang.
Kemungkinan besar rumah budaya Bawomataluwo itu akan disetujui untuk menjadi salah satu warisan dunia, karena karateristik untuk masuk kategori itu sudah mencukupi, katanya.
UNESCO sendiri mulai mengamati desa itu pada Agustus 2006 dan akan berakhir pada pertengahan tahun ini.
Untuk mempersiapkan desa budaya itu menjadi warisan dunia UNESCO sudah mendidik 10 pemuda dan 25 guru untuk menjadi "duta" kawasan itu.
Sepuluh pemuda berumur antara 19 dan 30 tahun itu dididik untuk menguasai sejarah Bawomataluwo dan sejarah Nias pada umumnya.
Sementara itu, para guru dididik untuk bisa meneruskan pengajaran atau pendidikan tentang sejarah desa itu, sehingga pengetahuan dan kecintaan generasi muda akan sejarah Nias semakin melekat sehingga akhirnya akan berupaya melestarikannya.
Masuknya Bawomataluwo itu menjadi kajian UNESCO karena sebelumnya ada usulan dari pemerintah Indonesia.
Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Distrik Nias Selatan, Ir.,Siduhuaro Dachi, menyebutkan BRR sedang menggalang dana untuk perbaikan rumah Nias itu, sementara penggalangan dana itu dilakukan karena biaya untuk perbaikan rumah Bawomataluwo sangat besar.
BRR sendiri sudah mengalokasikan dana perbaikan tapi hanya bisa untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil, seperti atap bocor dan lantai rumah yang rusak.
Selain dananya cukup besar, kesulitan yang dialami untuk melakukan rehabilitasi terhadap rumah adat itu adalah ketidaksediaan bahan kayu yang sama dengan rumah tua tersebut, katanya. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007