Jakarta (ANTARA News) - Bank Rakyat Indonesia (BRI) meraih laba sampai dengan akhir Desember 2006 sebesar Rp4,257 triliun. "Angka tersebut berari membuktikan bahwa BRI berhasil meningkatkan labanya sebesar 11,79 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp3,809 triliun," kata Direktur Operasional BRI Sarwono Sudarto dalam Pemaparan Kinerja Keuangan Tahun 2006 PT BRI (Persero) di Jakarta, Kamis. Pendapatan bunga sampai akhir tahun buku 2006 sebesar Rp21,071 triliun atau naik sebesar 22,12 persen katanya, dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar Rp17,254 triliun. "Pendapatan bunga BRI sebesar 74,81 persen berasal dari pendapatan bunga kredit dan `Net Interest Income` (NII) yang diperoleh sampai akhir tahun buku 2006 sebesar Rp13,770 triliun, hal tersebut berarti meningkat sebesar 10,81 persen dibandingkan dengan posisi sampai dengan akhir tahun 2005 sebesar Rp12,426 triliun," kata dia. Untuk `Net Interest Margin` (NIM) BRI, katanya, pada akhir tahun buku 2006 adalah sebesar 11,16 persen jauh di atas rata-rata perbankan yang besarnya kurang lebih 5,80 persen. "Selama tahun 2006 BRI mengalami pertumbuhan aset sebesar 26,02 persen , yaitu dari Rp122,776 triliun di posisi akhir Desember 2005 menjadi Rp154,725 triliun per Desember 2006," ujarnya. Dilihat dari sisi permodalan, kata Sarwono, pada posisi akhir Desember 2006 BRI mempunyai ekuitas sebesar Rp16,879 triliun atau meningkat 26,40 persen dibandingkan posisi akhir Desember 2005 sebesar 13,353 triliun. "Dengan modal sejumlah tersebut, CAR BRI pada posisi akhir Desember 2006 adalah 18,28 persen," ujarnya. Sementara itu, tambah Sarwono, untuk `Return on Asset` (ROA) sebelum pajak pada akhir Desember 2006 BRI dapat mencapai 4,36 persen, di atas ketentuan Bank Jangkar yagn ditetapkan minimal sebesar 1,5 persen serta melampaui rata-rata perbankan sebesar 2,64 persen. "Sedangkan untuk `Return on Equity` (ROE) Tier 1 BRI sampai dengan akhir Desember 2006 mencapai 33, 75 persen," ujarnya. Sarwono melanjutkan, untuk tingkat efisiensi yang diukur melalui BOPO (Biaya Operasional dibandingkan Pendapatan Operasional) pada akhir Desember 2006 sebesar 74,38 persen, lebih baik dibandingkan dengan rata-rata perbankan sebesar 86,98 persen. (*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007