Purwokerto (ANTARA News) - Sebanyak delapan penari asal Belgia tampil dalam pergelaran Banyumas Extravaganza 2016 yang digelar Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Dalam kegiatan yang digelar di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu, dengan menyusuri rute Jalan S. Parman, Jalan Jenderal Soedirman, dan berakhir di Alun-alun Purwokerto, delapan penari asal Belgia itu menampilkan kesenian "Ebeg" (seni kuda lumping khas Banyumas).
Saat tampil di depan panggung kehormatan yang berada di sebelah selatan Alun-alun Purwokerto, delapan penari asal Belgia itu tampak lincah memainkan kuda lumpingnya.
Bahkan, mereka yang masih berstatus mahasiswi itu tampak luwes dalam menari meskipun belum lama berlatih tarian kuda lumping.
Saat ditemui dalam kesempatan terpisah, salah seorang mahasiswi asal Belgia, Kelly, mengaku senang karena bisa terlibat dalam pergelaran Banyumas Extravaganza. "Ini pengalaman baru bagi saya," katanya.
Selain penampilan penari asal Belgia, pergelaran Banyumas Extravaganza 2016 yang mengusung tema "Batik Bertopeng Cantik" itu juga menampilkan parade gadis cantik dari Kantor Otoritas Jasa Keuangan Purwokerto yang mengenakan kostum batik.
Kepala Dinporabudpar Banyumas Muntorikin mengatakan kegiatan tersebut diikuti 36 kelompok peserta yang terdiri atas pelajar, perwakilan badan usaha milik negara (BUMN), badan usaha milik daerah (BUMD), swasta, perguruan tinggi, dan organisasi kemasyarakatan.
"Dalam kegiatan ini juga dikirabkan Piala Adipura Kirana yang baru diterima oleh Bupati Banyumas di Istana Siak, Riau, pada tanggal 22 Juli 2016," katanya.
Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein mengharapkan pergelaran Banyumas Extravaganza 2017 digelar pada malam hari.
"Saya kasihan kepada peserta dan penonton, karena berpanas-panasan. Untuk itu kepada penyelenggara, kami berharap tahun depan agar digelar malam hari," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Pariwisata Dinporabudpar Banyumas Deskart Sotyo Jatmiko mengharapkan kegiatan Banyumas Extravaganza dapat menjadi ajang promosi pariwisata Kabupaten Banyumas.
Selain itu, kata dia, kegiatan diharapkan dapat melahirkan ekonomi kreatif berupa industri topeng dan meningkatkan perkembangan industri batik Banyumasan.
"Bahkan, topeng-topeng yang dihasilkan para pelaku ekonomi kreatif itu dapat menjadi cindera mata baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Banyumas," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016