Dokumen terkait penembakan ditemukan sehingga pelaku diteliti sebagai subjek secara intensif."

Munich (ANTARA News) - Remaja pria bersenjata yang menjadi pelaku tunggal penembakan di pusat keramaian Kota Munich pada Jumat (22/7), Ali Sonboly, tidak memiliki catatan kriminal berat dan polisi Jerman masih menyelidiki dari mana mendapatkan senjata dan amunisi karena negeri itu menerapkan sistem izin senjata sangat ketat.

Ali tubuhnya ditemukan tewas di pinggir jalan dekat mal, diduga kuat akibat bunuh diri, dan awalnya tidak teridentifikasi. Namun, polisi kemudian bisa mengenalinya sebagai korban dari dua kejahatan ringan berupa pencurian pada 2010 dan tercatat sempat membahayakan tubuh pada 2012.

Komando polisi anto-teror Jerman, dipersenjatai kacamata sensor malam dan anjing pelacak, pada Sabtu (23/7) menyerbu satu apartemen di kawasan Munich Maxvorstadt di mana Ali tercatat tinggal di sana bersama orang tuanya.

"Dokumen terkait penembakan ditemukan sehingga pelaku diteliti sebagai subjek secara intensif," kata kepala polisi Munich, Hubertus Andrae, yang dikutip Reuters.

Di kamar Ali, polisi menemukan terjemahan Jerman buku berkaitan dengan pola pikir penembakan di sekolah.

Sejauh ini, polisi belum menemukan fakta bahwa Ali bekerja sama dengan orang lain dan tidak terkait dengan kelompok teroris ISIS.

Hanya saja, polisi menemukan bukti, Ali yang lahir dan dibesarkan di Munich cukup lama menghabiskan waktu dalam perawatan kejiwaan.

Saat ditanya pers, apakah penembak sengaja menargetkan orang-orang muda? Andrae pun mengatakan bahwa teori itu bisa dikesampingkan walau tiga dari korban penembakan Ali berusia 14 tahun, dua korban berumur 15 tahun, kemudian satu remaja usia 17 tahun dan seorang lagi berumur 19 tahun.

Korban lainnya berusia 20 dan 45 tahun, ujarnya.

Polisi juga beruaya keras mengungkap bagaimana mungkin Ali mendapat senjata api yang digunakan dalam serangan di sebuah negara yang digambarkan oleh Kongres Amerika Serikat (AS) sebagai "salah satu yang paling ketat di Eropa."

"Penyelidikan masih mencoba untuk menentukan dari mana asalnya," kata Kepala Kepolisian Bavaria, Robert Heimberger.

Apalagi, menurut dia, pelaku penembakan tidak terdaftar sebagai pemilik senjata, sekalipun dia ditemukan membawa senjata dan amunisi saat beraksi.

Kehadiran polisi Jerman di apartemen orang tua Ali Sonboly langsung membuat heboh penduduk sekitarnya.

"Saya terkejut, apa yang terjadi dengan anak itu? Hanya Tuhan yang tahu apa yang terjadi," Telfije Dalpi (40), tetangga dari Macedonia kepada Reuters.

Ia menimpali, "Saya tidak tahu apa yang terjadi. Aku tidak tahu jika dia melakukan sesuatu yang buruk di tempat lain."

Di Pristina, media setempat mengutip bahwa tiga korban penembakan berasal dari Kosovo.

Naim Zabergja, ayah dari salah seorang korban menulis di Facebook: "Dengan sangat sedih saya ingin memberitahu Anda bahwa anak saya Dijamant Zabergja, 21, tewas kemarin di Munich."

Korban kedua dari Kosovo oleh kakaknya melalui Facebook disebut bernama Armela Segashi, yang tewas bersama Sabin.

Pewarta: Priyambodo RH
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016