Untuk kedua kalinya dalam beberapa hari terakhir ini, kita diguncang pertumpahan darah yang tidak bisa dimengerti...Jangan sampai ketakutan mengalahkan kita."
Munich (ANTARA News) - Remaja Jerman-Iran yang menewaskan sembilan orang, dan kemudian membunuh dirinya sendiri, di Munich sebelumnya pernah menjalani perawatan psikiatri dan kemungkinan merupakan penembak tunggal yang tidak berkaitan dengan kelompok militan ISIS, kata kepolisian, Sabtu.
Remaja berusia 18 tahun itu lahir dan dibesarkan di daerah setempat, lapor Reuters.
Ia melancarkan tembakan di dekat sebuah pusat perbelanjaan padat di Munich pada Jumat hingga memaksa pihak berwenang mengunci ibu kota Bavaria itu.
Insiden penembakan tersebut merupakan serangan maut ketiga terhadap warga sipil di Eropa Barat, dan kedua di Jerman selatan, dalam delapan hari belakangan ini.
Tujuh dari sembilan korban tewas dalam serangan yang dilancarkannya itu adalah remaja, kata kepolisian. Sebanyak 27 orang dilaporkan mengalami luka, termasuk mereka yang sedang panik.
Kepala kantor penangangan kejahatan negara bagian Bavaria, Robert Heimberger, mengatakan sang penembak membawa lebih dari 300 peluru di ranselnya beserta pistol ketika ia kemudian ditemukan tewas karena luka tembak.
Berdasarkan hasil penggeledahan yang dilakukan polisi di kamar si penyerang, Kepala Kepolisian Munich Hubertus Andrae menepis kemungkinan bahwa serangan itu ada kaitannya dengan ISIS.
"Berdasarkan penggeledahan, tidak ada tanda apa pun bahwa ini ada hubungannya dengan ISIS" atau masalah menyangkut pengungsi, katanya dalam jumpa pers.
Perdana Menteri negara bagian Bavaria, Horst Seehofer, meminta kasus pembunuhan di Munich serta serangan menggunakan kapak, yang dilakukan oleh seorang remaja pencari suaka berusia 17 tahun hingga melukai lima orang pada Senin di Wuerzburg, Bavaria, untuk tidak sampai menghalangi kebebasan demokrasi.
"Untuk kedua kalinya dalam beberapa hari terakhir ini, kita diguncang pertumpahan darah yang tidak bisa dimengerti...Jangan sampai ketakutan mengalahkan kita," kata Seehofer kepada para wartawan.
Ia menyampaikan pernyataan itu hanya satu pekan setelah terjadinya pembunuhan massal di Nice, Prancis, pada Hari Bastille, yang menewaskan 84 orang.
Serangan Nice maupun Wuerzburg dinyatakan ISIS dilakukan oleh pihaknya.
Kanselir Jerman Angela Merkel sedang melakukan pertemuan dengan para penasihat utama bidang keamanan untuk mengkaji serangan Jumat tersebut.
(Uu.T008)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016