Pabrik yang diberi nama PT Biotis Prima Agrisindo (BPA) pada tahap pertama akan memproduksi vaksin unggas dengan jenis Avian Influenza (AI) untuk flu burung dan vaksin Newcastle Disease (ND).
Selama ini Indonesia sudah punya pabrik vaksin nasioal, di antaranya PT Vaksindo di Gunung Putri, Caprifarmindo di Bandung, dan Pusat Veteriner Farma di Surabaya.
"Sebelumnya vaksin hewan di Indonesia hanya bergantung impor. Ini menimbulkan banyaknya permintaan dan sedikit jumlah penawaran vaksin AI. Kami melihat adanya peluang usaha di bidang vaksin flu burung ini," kata Presiden Direktur Pharmally International, Tony Huang, pada peletakan batu pertama, di Bogor, Sabtu.
Dia katakan, pabrik vaksin Biotis ini untuk meningkatkan penanganan wabah flu burung yang sempat merebak di Indonesia.
Latar belakang lainnya adalah kebijakan pemerintah Indonesia terhadap impor bio vaksin yang membuat vaksin inaktif flu burung hanya boleh diproduksi dengan menggunakan strain virus dari Indonesia dan dijual di dalam negeri.
Adapun perusahaan mengucurkan dana mencapai 100 juta dolar AS untuk investasi pabrik vaksin BPA dalam tiga tahun ke depan secara bertahap.
Pada tahap awal, kapasitas produksi vaksin tahunan diperkirakan mencapai 8 miliar ampul, dari pabrik di atas tanah seluas 45.000 meter persegi dengan luas bangunan mencapai 26.000 meter persegi, yang terdiri dari ruang produksi vaksin aktif dan ruang produksi vaksin inaktif (vaksin yang telah dijinakkan).
Pewarta: Mentari Gayati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016