Kuala Lumpur (ANTARA News) - Menteri Pertahanan (Menhan)Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak membantah pemberitaan bahwa dirinya pernah menyampaikan permohonan maaf kepada Indonesia berkaitan dengan kabar bahwa kapal-kapal Angkatan Laut Malaysia melakukan pelanggaran di perairan Ambalat.
Najib yang juga Deputi Perdana Menteri Malaysia itu mengaku pernah berjumpa Menhan RI Juwono Sudarsono dalam pertemuan tidak resmi Menteri-Menteri Pertahanan ASEAN di Nusa Dua, Bali 23 Maret lalu, namun tidak benar bahwa saat itu ia meminta maaf soal Ambalat.
"Saya tidak minta maaf kepada Menteri Pertahanan Indonesia sewaktu di Bali baru-baru ini. Saya memang berbincang-bincang dengan beliau, saya katakan bahwa kita mesti ada kesepahaman untuk menghindari kejadian yang tidak diingini dan beliau (Juwono) setuju supaya kita berpegang kuat kepada Rules of Engagement (Peraturan Perjanjian) pada peringkat kepimpinan tentara hingga pada prajurit yang di lapangan," kata Najib di Kuala Lumpur, Kamis.
Sejumlah media massa di Indonesia sempat mengutip Juwono bahwa Menteri Pertahanan Malaysia memohon maaf dan berjanji memastikan kejadian itu tidak berulang di masa depan.
Juwono merujuk kepada laporan mengenai pesawat dan kapal laut tentara Malaysia telah berkali-kali melanggar wilayah laut dan udara Ambalat sejak 24 Februari lalu.
Najib mengatakan isu sengketa blok Ambalat yang dikabarkan kaya dengan minyak dan gas tersebut kini ditangani oleh "Jawatankuasa pakar teknikal" Malaysia dan pihak Indonesia secara bersama melalui perundingan yang sudah dilakukan sembilan kali.
Kedua-dua pihak, termasuk komandan kapal perang masing-masing, setuju untuk bersikap matang agar menghindari kesalahpahaman.
"Mereka hendaknya tidak emosi dan patuh kepada rules of engagement, itu yang kita setujui," katanya dikutip Bernama.
Menurut Najib, isu Ambalat dapat diatasi secara bijaksana, terutama pada saat ini karena hubungan politik Indonesia-Malaysia berada pada tahap "amat baik".(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007