Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengaku kecewa dengan kebijakan Pemerintah Indonesia yang mendukung Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB nomor 1747 untuk memperluas sanksi atas Iran."Saya sebagai Ketua Umum PDIP merasa kecewa dengan sikap Indonesia," kata Megawati pada acara deklarasi Baitul Muslimin Indonesia, di kantor DPP PDIP, Jalan Lenteng Agung Raya, Jakarta, Kamis.Iran adalah negara sahabat Indonesia yang saat ini membutuhkan dukungan, tapi apa yang dilakukan Indonesia sekarang ini? tanya mantan Presiden RI itu."Kenapa Indonesia yang sudah menjadi sahabat Iran sejak lama, seharusnya tidak memberikan dukungan terhadap Resolusi DK PBB atau putusan absen saja," ujarnya. Padahal dengan abstain saja, lanjut Megawati, pada saat sekarang ini, sudah merupakan dukungan bagi Iran. Dalam kesempatan itu, Megawati juga menceritakan pengalamannya saat menjabat menjadi Presiden Indonesia sedang menghadapi permasalahan Irak. "Dalam pidato-pidato saya di DK PBB maupun di organisasi Islam, saya katakan peranan Indonesia bebas aktif. Ketika Irak akan diserang Amerika Serikat saya bertanya: yang mulia presiden (AS,red) sampai berapa lama perang selesai jangka pendek. Sebutkan kepada saya, seminggu, sebulan, setahun?" cerita Megawati. Megawati menjelaskan, ceritanya tersebut bukan bermaksud untuk menerangkan keutungan politik pragmatis, karena memang tidak gampang untuk masuk ke DK PBB, meskipun sebagai anggota tidak tetap. "Tapi kenapa, saat menghadapi Iran, tidak seperti yang saya katakan waktu itu," katanya. Sementara itu, Sekjen DPP PDI Perjuangan Pramono Anung dalam acara yang sama mengatakan, pihaknya pesimistis terhadap pengajuan interpelasi sejumlah anggota DPR terhadap dukungan Indonesia atas Resolusi terhadap Iran. "PDIP menduga hak interpelasi itu, akan pupus sebelum Presiden berhasil dipanggil ke Senayan," katanya dalam konferensi pers seusai acara peresmian Baitul Muslimin Indonesia. Pramono mengatakan, interpelasi seharusnya menjadi sikap fraksi, bukan sikap masing-masing anggota dewan. Ia menegaskan, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, seharusnya Indonesia tidak gegabah dalam mengambil keputusan terhadap Iran.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007