Kami hanya ingin segera meninggalkan tempat ini."
Munich (ANTARA News) - Kota Nice, Wuerzburg dan sekarang Munich. Serangan teroris telah melanda sejumlah kota di Eropa, yang menyisakan kepanikan massa. Jumat (22/7) sedikit-dikitnya delapan orang tewas di Munich, ibu kota negara bagian Bavaria, Jerman.
Serangan teroris membangkitkan ketakutan dan kepanikan penduduk seantero kota wisata itu, demikian laporan wartawan kantor berita Jerman (DPA) dari sejumlah lokasi.
Kepolisian Munich mendapatkan laporan awal sedikit-dikitnya delapan orang sipil tewas di kawasan mal Olympia, yang terkenal menjadi salah satu pusat keramaian wisatawan maupun warga setempat untuk berbelanja akhir pekan.
Polisi menerima telepon pada 17:52 Jumat waktu setempat (Sabtu dinihari Waktu Indonesia Barat/WIB) tentang insiden penembakan teroris, yang diyakini telah dimulai di McDonald. Peristiwa berdarah itu semakin menyebar ke berbagai belahan dunia melalui media sosial.
Kepanikan warga Munich sempat meningkat tatkala ada informasi serangan teror lainnya di kawasan pusat kota Karlsplatz, tetapi pihak kepolisian langsung membantahnya. Namun, kepanikan warga sulit dihindari karena menyaksikan polisi bersenjata lengkap muncul di mana-mana untuk mengamankan kota.
Panik dan ketakutan di kota berpenduduk sekira 1,4 juta jiwa tersebut sulit dilepaskan kaitannya dengan insiden teror di Nice, Prancis, yang melibatkan pembajak truk menabrak warga saat perayaan Hari Bastile. Apalagi, penduduk Jerman juga dikejutkan serangan imigran bersenjatakan pisau dan kapak dalam kereta di dekat Wuerzburg, Senin (18/7).
Dalam serangan di pusat kota Munich, orang mencari perlindungan di gedung perkantoran dan restoran. Seorang wanita muda duduk di tangga batu dari gedung perkantoran: "Saya tidak ingin mati," isaknya. "Anda aman di sini," kata wanita lain kepada kantor berita Jerman (DPA).
Sekitar 20 sampai 30 orang melarikan diri ke ruang bawah tanah restoran Il Sogno. Lainnya berteriak saat mereka berlari ke dapur restiran cepat saji McDonald di Karlsplatz. Seorang staf restoran segera memblokir semua pintu karena penuh pengunjung, namun memberi pelayaanan lebih kepada pelanggan di dalam restoran.
Manajemen McDonald menugasi stafnya untuk menjaga restoran tertutup untuk melindungi pengunjung di dalam. Namun, publik langsung memberikan info massal mengenai di mana tempat yang aman melalui Twitter bertanda pagar (hashtag) # Offenetür (pintu terbuka).
Sementara itu, kawasan pejalan kaki di pusat terkemuka dari Karlsplatz ke alun-alun utama, Marienplatz, itu kosong. Takut dan takut akan kematian membuat orang menjauh.
Helikopter pun terbang di atas kota, suara sirene polisi meraung di jalan-jalan dan mobil terjebak kemacetan dalam lalu lintas.
Kereta api bawah tanah (U Bahn), trem dan bus dihentikan. Pelanggan kereta di stasiun kereta api utama dievakuasi dan semua kereta dialihkan. Ruang tunggu stasiun dikosongkan secara cepat, saat polisi bersenjata senapan mesin menjaga pintu masuk dan keluar. Orang berlarian di jalur evakuasi untuk pulang. Polisi anti-teror terlihat bersiaga di sekitar pusat transportasi.
Georgia Guggenmoos, penduduk yang usai mengikuti festival bir di Munich dan ingin ke Murnau bersama suaminya, ikut larit dalam kepanikan. "Kami terkejut, sebelumnya kami memiliki hari yang damai," kata perempuan 51 tahun itu.
Seorang turis Italia di pusat kota meminta informasi kira-kira di mana dirinya bisa aman. "Lebih baik bagi Anda untuk pergi ke restoran," jawab Georgia.
Polisi menerapkan keadaan darurat di kota utara-timur dekat pusat perbelanjaan Olympia di mana penembakan terjadi. Polisi mengevakuasi pengunjung mal dan mengepung daerah di sekitarnya.
Keberadaan para tersangka tidak jelas, tetapi polisi mengatakan ada tiga dari mereka membawa senapan.
Serangan itu mendadak mengubah suasana Munich. Rantai penutup toko di pusat perbelanjaan terlampau cepat dipasang. Jumat sore biasanya cukup sibuk, tetapi kali ini polisi meminta semua orang untuk tinggal di rumah.
"Tentu saja itu normal untuk khawatir. Aku merasa cukup mual," kata asisten di toko hewan peliharaan (pet shop) yang berjarak sekira dua kilometer dari mal Olympia.
Dia khawatir terhadap keluarganya. "Oleh karena, saya belum bisa kontak kakak dan adik saya. Mungkin mereka pergi berbelanja di sana," ujarnya.
Dirinya menjadi tidak yakin, apakah akan pulang pada Jumat malam.
Ia mengatakan, "Saya tinggal dekat, hanya lima menit dengan mobil. Saya berharap jalan akan menjadi jelas kapan di buka kembali."
Tidak jauh dari pet shop, terlihat lima orang memenuhi ke mobil kecil. Mereka adalah rekan kerja yang baru saja selesai bertugas di supermarket.
"Tidak ada kereta bawah tanah berjalan, dan kita semua harus pulang entah bagaimana," kata wanita muda di belakang kemudi, yang memberikan rekan-rekannya tumpangan.
Wanita itu tidak keberatan berdesak-desakan dengan temannya. Ia pun berujar, "Tentu saja tidak, malah senang ada teman. Aku lebih senang karena kami tidak terluka. Kami hanya ingin segera meninggalkan tempat ini."
Pewarta: Priyambodo RH
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016