"Kalau target kami sumur minyak Tapen sudah berproduksi Agustus," kata Field Manager Pertamina EP Asset 4 Field Cepu Agus Amperiyanto di lokasi sumur minyak Tapen, Jumat.
Sekarang ini, lanjut dia, pekerjaan pengeboran sumur minyak Tapen II yang dimulai sejak 15 Juni lalu sudah mencapai kedalaman 2.074 kaki.
"Target kami pengeboran bisa menemukan hasil minyak di kedalaman sekitar 3.000 kaki," ucapnya menegaskan.
Ia optimistis pengeboran sumur minyak Tapen II bisa menemukan potensi sumber minyak karena data awal yang dimanfaatkan untuk melakukan pengeboran mengacu peta geologi dari sumur minyak Tapen I.
Sesuai data awal, lanjut dia, sumur minyak Tapen I yang lokasinya juga di desa setempat, sudah mampu berproduksi sekitar 170 barel per hari.
"Hanya saja sekarang berhenti berproduksi karena ada gangguan teknis. Proses perbaikan membutuhkan waktu sekitar lima hari," tandasnya.
Ditanya biaya pengeboran sumur minyak Tapen I dan II, ia menyebutkan besarnya berkisar Rp80-Rp90 miliar per sumur.
"Biaya yang dikeluarkan Pertamina EP untuk mengebor sumur minyak tidak sebesar perusahaan lainnya," ujarnya.
Sesuai data, lanjut dia, produksi dari lapangan minyak yang masuk wilayah pertambangan (WP) Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Jawa Tengah sekarang ini rata-rata sekitar 1.800 barel per hari.
Produksi minyak itu, dari keterangan yang diperoleh termasuk produksi lapangan sumur minyak tua di Kecamatan Kedewan, Bojonegoro, dengan jumlah rata-rata sekitar 400 barel per hari.
Direktur Pertamina EP Rony Gunawan, yang berkunjung ke lokasi sumur Tapen II bersama Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam, meminta kepada pelaksana pengeboran untuk bisa tepat waktu dalam mengebor sumur minyak Tapen II.
"Saya minta pengeboran bisa tepat waktu dan efisien, karena rig juga akan dimanfaatkan untuk melakukan pengeboran di lokasi lainnya," tambahnya.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016