"Kami ingin belajar dari Indonesia sebagai sebuah negara yang dengan kebijakan dan programnya berhasil menurunkan jumlah angka kemiskinan," kata Ketua Delegasi Nigeria, DR Emmanuel S. Mamman, kepada Antara di Jakarta, Jumat.
DR Emmanuel S. Mamman merupakan ketua delegasi Kursus Eksekutif Senior (SEC) 38, 2016 dari National Institute for Policy and Strategic Studies (NIPSS) Nigeria.
Menurut dia, Presiden Nigeria Muhammadu Buhari telah menugaskan para peserta kursus yang merupakan pejabat-pejabat senior di negara Afrika itu untuk belajar dari Indonesia yang memiliki kebijakan dan program untuk mengentaskan kemiskinan.
Para peserta dari kelompok-kelompok lain juga mengunjungi sejumlah negara di Afrika untuk tujuan yang sama. Untuk kawasan Asia, delegasi dari Grup II yang berjumlah 40 anggota terdiri atas sejumlah peserta kursus dan staf hanya memilih Indonesia yang memiliki pengalaman dan sukses dalam mengentaskan kemiskinan sebagai negara tujuan.
Selama kunjungan, delegasi itu telah bertemu dengan sejumlah pejabat dari berbagai kementerian dan institusi terkait seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian BUMN, Lemhannas, LIPI, Bappenas, Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Tim Nasional Percepatan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K) dan beberapa perusahaan.
"Kami mandapatkan informasi berharga berdasarkan angka-angka statistik yang disajikan dalam berbagai pertemuan dengan para pejabat di sini," kata Mamman.
Para peserta memperoleh informasi dan pengetahuan yang didukung data antara lain mengenai kerangka kebijakan, indikator kemiskinan, pembangunan inklusif, pengembangan sumber daya manusia, kesehatan, pendidikan, industrialisasi, sumber daya air, manajemen pendanaan dan sumber daya.
Dia mengatakan bahwa Indonesia telah berhasil dalam mengurangi angka kemiskinan dan lebih maju daripada Nigeria, yang merupakan produsen minyak terbesar di Afrika.
"Sekitar setengah dari rakyat Nigeria masih hidup dalam kemiskinan dan Presiden Buhari bertekad untuk mengentaskan kemiskinan dan membasmi korupsi," ujarnya.
Menurut dia, korupsi membuat rakyat Nigeria miskin dan para pelaku korupsi dijebloskan ke dalam penjara.
Pada bagian lain Mamman mengatakan dia terkesan dengan keramahtamahan orang Indonesia kepada tetamunya dan berusaha tidak bergantung banyak pada pemerintah dengan bekerja di sektor-sektor non formal dan swasta dengan menjadi pengusaha kecil dan menengah.
"Tidak mengherankan jika Indonesia tidak terlalu banyak bergantung pada produk-produk impor. Beda dari Nigeria yang mengimpor banyak produk," katanya.
Delegasi itu juga mengunjungi perusahaan Indofood yang merupakan salah satu penanam modal dari Indonesia di Nigeria dan berbelanja berbagai ceenderamata Indonesia. "Saya suka batik Indonesia dan beli beberapa potong sebagai kenangan," kata Mamman.
Pewarta: Mohammad anthoni
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016