Serang (ANTARA News) - Puluhan pengunjuk rasa dari berbagai elemen mahasiswa di Banten melakukan aksi unjuk rasa menolak rencana pengadaan laptop bagi 75 anggota DPRD Banten, aksi unjuk rasa dilakukan di depan Gedung DPRD Banten, Kamis. Pengunjuk rasa yang datang hampir bersamaan mengatasnamakan Koalisi Pergerakan yang terdiri dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII Banten), Front Aktivis Mahasiswa Banten, Komunitas Mahasiswa Banten, BEM IAIN Maulana Hasanudin Banten serta kelompok mahasiswa lainnya di Banten. Mereka sepakat menolak rencana pengadaan laptop bagi 75 anggota DPRD Banten dengan nominal harga per unitnya sekitar Rp10,8 juta yang sudah dianggarkan dalam APBD Banten 2007 sebesar Rp807 juta. "Secara tegas kami menolak pengadaan Laptop DPRD Banten, dan sebaiknya dana tersebut dialokasikan untuk pendidikan dan penanggulangan masalah sosial seperti kemiskinan dan kelaparan di Banten," tegas salah seorang koordinator aksi Komarudin. Pengunjuk rasa menilai, alasan pengadaan laptop bagi DPRD untuk meningkatkan kinerja hanyalah basa-basi dan omong kosong, karena kalau ada niatan baik dari anggota DPRD untuk meningkatkan kinerja lebih optimal tanpa menggunakan laptop juga bisa dilakukan. Aksi unjuk rasa berlangsung tegang, ketika para pengunjuk rasa ingin memaksa masuk ke gedung DPRD namun dijaga ketat puluhan aparat kepolisian, sehingga aksi saling dorong antara pengunjuk rasa dan polisi yang dibantu pihak keamanan gedung DPRD Banten terus berlangsung. Meskipun beberapa kali memaksa masuk, namun pengunjuk rasa tetap tidak bisa menerobos barikade aparat, bahkan salah seorang pengunjuk rasa pingsan saat terjadi aksi saling dorong hingga harus diberikan pertolongan. Hingga aksi unjuk rasa berakhir, tak satupun anggota DPRD Banten yang menemui para pengunjuk rasa.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007