Hendri di Jakarta, Rabu mengemukakan Core Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun sekitar 4,9 persen hingga 5 persen. Angka tersebut lebih rendah dari target pemerintah sebesar 5,2 persen yang tercantum dalam APBN Perubahan 2016.
Sementara inflasi diproyeksikan berada pada level tiga persen hingga 3,2 persen, sedangkan kurs rupiah diperkirakan berada pada rentang Rp12.950 hingga Rp13.150 per dolar AS.
Hendri menjelaskan pemerintah harus menjaga kinerja ekonomi hingga akhir tahun 2016 disamping juga memperbaiki dan membuat terobosan kebijakan.
Pemerintah diminta untuk fokus pada ekonomi domestik tanpa bergantung terhadap ekspor yang diprediksikan tidak memiliki peluang untuk terjadi peningkatan.
"Yang harus dilakukan pemerintah ialah mempercepat konsumsi masyarakat dengan menyebarkan uang lewat berbagai pengeluaran-pengeluaran untuk mendorong penciptaan lapangan kerja agar bisa menggerakkan dan meningkatkan konsumsi," kata dia.
Selain itu, pemerintah juga harus menyelamatkan kinerja dan target ekonomi tahun 2016 dengan memperbaiki dan memaksimalkan instrumen yang dimiliki kebijakan fiskal, kebijakan sektor riil dan moneter.
"Mendorong dan menjaga target pembangunan ekonomi hanya lewat optimalisasi anggaran pemerintah (belanja APBN dan APBD) tidak mencukupi. Diiperlukan terobosan kebijakan untuk menggerakkan BUMN dan pelaku usaha swasta," ujar Hendri.
Selanjutnya pemerintah juga harus mengoptimalkan pelaksanaan program pengampunan pajak. Selain mendapatkan keuntungan dari deklarasi dan dana repatriasi, kebijakan ampunan pajak (tax amnesty) juga harus meningkatkan kepatuhan wajib pajak di tahun-tahun setelahnya.
"Tax amnesty tidak hanya untuk menutup defisit APBN, tapi tax rasio lebih bagus. Ada kepatuhan pajak yang lebih baik setelah ini," ujar Hendri.
Di samping itu, lanjut Hendri, Pemerintah Indonesia diminta untuk lebih realistis walaupun tidak mengurangi optimisme untuk memberikan stimulus pertumbuhan ekonomi dalam merancang target penerimaan negara dalam APBN 2017.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016