Sampel DNA sudah diambil dari putrinya."

Jakarta (ANTARA News) - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia akan menuntaskan identifikasi jenazah gembong teroris Santoso alias Abu Wardah karena telah mendapatkan asam pembentuk ciri utama tubuh (deoxyribonucleic acid/DNA) pembanding dari anaknya.

"Sampel DNA sudah diambil dari putrinya. Sampelnya kini sudah dipegang tim identifikasi," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kadivhumas Polri) Inspektur Jenderal Pol. Boy Rafli Amar di Markas Besar (Mabes) Polri, Jakarta, Rabu.

Selain itu, ia mengemukakan, Tim DVI Mabes Polri juga telah memiliki contoh DNA dari anak Muchtar, salah seorang anak buah Santoso yang juga tertembak personel Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala pada Senin (18/7).

Ia menuturkan nantinya hasil tes DNA kedua jenazah akan selesai dalam dua hingga tiga hari ke mendatang.

Baik keluarga Santoso maupun keluarga Muchtar, menurut dia, telah membenarkan bahwa dua jenazah yang tertembak personel Satgas Operasi Tinombala adalah keluarganya.

"Istri dan anak mereka sudah menyatakan benar jenazah itu keluarga mereka, ditambah didukung dengan sidik jari dan gigi. Jadi, dari kepastian fisik bisa dipastikan itu mereka," katanya.

Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian di Kota Palu, Sulawesi Tengah, menegaskan bahwa melalui identifikasi ciri tubuh dan kesaksian anggota Polri yang pernah berinteraksi dengan Santoso, maka diyakini 95 persen bahwa tersangka pelaku teror Santoso dan Muchtar tewas.

Kedua teroris itu tewas dalam penyergapan oleh anggota Batalyon Infanteri (Yonif) 515 Komando Cadangan Strategis Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Kostrad) di Tambarana, Poso Pesisir Utara, Sulteng.
(Baca juga: Kapolri: Sidik jari pastikan jenazah Santoso)

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016