Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertanian menegaskan jeroan juga memiliki kandungan gizi dan vitamin yang dibutuhkan manusia sehingga bila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup tidak akan membahayakan kesehatan.
Direktur Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita di Jakarta, Selasa menyatakan, beberapa kandungan gizi pada jeroan antara lain karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, B12 dan asam fosfat, zat besi, kalium , magnesium, fosfor dan zeng.
"Meskipun jeroan mengandung asam purin dan lemak tinggi sehingga bila dikonsumsi berlebihan dapat memicu timbulnya penyakit jantung, radang sendi dan lain-lain, namun tidak semua jeroan seperti jantung memliki kandungan kolesterol dan asam purin tinggi," katanya menanggapi sejumlah kritikan masyarakat terhadap rencana pemerintah untuk mengimpor jeroan sapi.
Sebelumnya pada Januari 2015 Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan jeroan adalah makanan hewan sehingga pemerintah tidak akan membuka impor terhadap produk ternak tersebut.
Namun demikian saat ini Kementerian Pertanian berencana membuka keran impor jeroan dengan alasan tingginya kebutuhan daging di masyarakat sementara harga di pasaran melambung tinggi yakni mencapai Rp120 ribu/kg.
Ketut menyatakan, impor jeroan dilakukan sebagai salah satu cara untuk membantu menurunkan harga daging sapi yang dinilai masih tinggi di pasaran. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah meminta agar harga daging di tingkat konsumen diturunkan hingga Rp 80 ribu per kg.
"Tugas kita di Pertanian menjaga harga daging di Rp 80 ribu. Akhirnya kita mencari pilihan, artinya masyarakat diberikan pilihan selain daging segar, ada frozen dan jeroan. Kan kalau impor sapi bakalan juga sekaligus impor jeroan, karena dalam sapi bakalan, yang diolah selain kulit juga jeroan dan kita makan," kata dia.
Menurut dia, nantinya tidak semua jenis jeroan akan diizinkan masuk di dalam negeri namun hanya tiga jenis yakni jantung, paru dan hati yang masih diperlukan masyarakat Indonesia untuk aneka kuliner tradisional di tanah air.
Ketut menegaskan, tidak benar jika yang mengkonsumsi jeroan hanya masyarakat Indonesia karena terbukit negara-negara maju seperti Italia, Spanyol, Skotlandia, Yunani, Turki, bahkan Korea dan Jepang menggunakan produk ternak ini sebagai bahan makanan yang mahal.
Dia mencontohkan di Inggris jeroan dimanfaatkan sebagai campuran steak, di Jepang untuk campuran Yakitori ataupun Charasco di Brasil yakni makanan dalam bentuk saten yang ada daging, kulit dan hati.
"Bahkan Australia juga mengekspor jeroan ke Amerika Serikat dan Brasil dalam jumlah yang besar," ujarnya.
Pewarta: Subagyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016