Canberra (ANTARA News) - Inisiatif Perdana Menteri Australia, John Howard, membantu pelestarian hutan di kawasan Asia Pasifik, khususnya Asia Tenggara, guna mendukung upaya penanggulangan perubahan iklim dan pemanasan global disambut tanggapan pro dan kontra kalangan politisi negara itu. Senator Partai Hijau, Bob Brown, dalam pernyataannya, Kamis, menyambut baik rencana Howard senilai 200 juta dolar Australia itu, namun ia menilai inisitiaf tersebut mencerminkan sikap hipokrit Howard karena bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan masih digunakan dalam memadamkan kebakaran lanjutan di kawasan hutan Tasmania. PM Howard, Kamis, mengumumkan inisiatif pemerintahnya senilai 200 juta dolar Australia untuk membantu penanaman kembali lebih banyak pohon dan pengurangan deforestasi di Asia sebagai respons atas fenomena perubahan cuaca dan pemanasan global. Partai Buruh Australia menuding inisiatif Howard itu sebagai strategi untuk kepentingan Pemilu, bukan strategi untuk menangani masalah perubahan cuaca global. Sebelumnya, Sir Nicholas Stern, ekonom Inggris yang dikenal luas sebagai pemerhati masalah pemanasan global, dalam pernyataannya di National Press Club, Canberra, pekan ini mengimbau Pemerintah Australia untuk mencapai target 30 persen pengurangan emisi gas pada 2020 dan 60 persen pada 2050. "Saya rasa menetapkan target pengurangan pada 2050 setidaknya 60 persen sebagai tanggungjawab negara-negara kaya merupakan hal yang tepat dilakukan ...," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007