New Delhi (ANTARA News) - Pemberontak "Mao" di India tewaskan sepuluh polisi usai menyergap petugas ke wilayah hutan berbukit yang ditanami ranjau dan bom, demikian keterangan petugas pada Selasa seraya menandai, insiden itu sebagai serangan paling mematikan tahun ini.
Anggota unit polisi elit India tengah mengikuti petunjuk adanya pertemuan kelompok pemberontak di puncak bukit, area terpinggir di wilayah selatan negara bagian Bihar.
Namun, aksi itu justru membuat mereka terjebak di dataran lebih rendah, Senin, kata direktur jenderal polisi setempat, P.K Thakur.
Pemberontak langsung memicu peledak di sekitar 25 petugas yang terjebak sebelum petugas menewaskan tiga pelaku dalam adu tembak yang berakhir hingga malam hari, terang Thakur.
"Petugas saat itu berjumlah 100 orang. Kelompok pertama terjebak di lahan tambang dan sejumlah ledakan pun terjadi. Medannya cukup sulit di sana, dan para pemberontak berada di dataran lebih tinggi," ungkap Thakur.
Pemberontak "Mao" yang berupaya mengambil alih kekuasaan dengan paksa di negara bagian India, telah melakukan sejumlah aksi perlawanan dalam beberapa dasawarsa.
Kelompok itu menyerang petugas keamanan secara sporadis, dari kamp di hutan sampai wilayah miskin, serta pinggiran di bagian pusat dan timur India.
Thakur menyampaikan, delapan petugas tewas di tempat, sementara dua lainnya wafat dalam perjalanan ke rumah sakit, sementara lima petugas yang terluka dievakuasi dengan helikopter.
Serangan terjadi beberapa kilometer dari perbatasan di bagian selatan Bihar dengan negara bagian Jharkhand.
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah serangan telah menurun, meski para pemberontak mengaku telah didukung rakyat miskin sehingga aksi kekerasan dianggap hal umum di sana.
Pemberontak mengaku aksi mereka ditujukan demi membebaskan para rakyat miskin dan warga yang kehilangan tanahnya dari segala bentuk eksploitasi atas lahannya.
Merujuk pada Pangkalan Data Terorisme Asia Selatan, aksi kekerasan pegaris keras sayap kiri telah mengorbankan 236 jiwa tahun ini.
Angka itu tak berbeda jauh dengan jumlah korban tewas pada 2015.
Sekitar setengah korban itu tewas di Chhattisgarh, negara bagian kaya bahan mineral di India, demikian Reuters melaporkan.
(KR-GNT)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016