Jakarta (ANTARA News) - Pengamat terorisme Wawan Purwanto mengatakan pergerakan kelompok bersenjata yang dipimpin Santoso harus terus diwaspadai oleh pemerintah walaupun Santoso diyakini tewas dalam penyergapan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah Senin malam (18/7).
"Mereka masih akan terus bergerak dan mencari pemimpin baru," ujar Wawan ketika berbincang dengan Antara di Jakarta, Selasa.
Saat ini, penulis buku "Terorisme Undercover" itu yakin kelompok Mujahidin Indonesia Timur tersebut masih berusaha menghindar dari kejaran aparat keamanan Satgas Tinombala.
Mereka sebisa mungkin menghilangkan jejak dan mencari waktu yang tepat untuk kembali melakukan konsolidasi, kata pendiri Lembaga Pengembangan Kemandiriaan Nasional (LKPN) ini.
Oleh karena itu, dia meminta pemerintah mempertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan perlu tidaknya mempertahankan Satgas Tinombala yang saat ini dipimpin oleh Kombes Pol Leo Bona Lubis.
"Semuanya tergantung tingkat ancaman yang terjadi," tutur Wawan.
Satgas Tinombala dari unsur Yonif 515 Kostrad melakukan baku tembak dengan lima kelompok bersenjata di Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah pada Senin sore (18/7).
Dua anggota kelompok bersenjata yang diduga Santoso dan Muchtar tewas, sedangkan tiga lainnya yang diduga Basri dan dua perempuan melarikan diri.
Satgas Tinombala memperkirakan ada sekitar 19 orang lagi anggota kelompok Santoso yang tersisa, di mana tiga di antaranya adalah perempuan, dan hingga kini masih terus dicari.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016