Semarang, 19 Djuli 1954 (Antara) - Di Bantarsari, lk.50 km barat-laut Tjilatjap, kini masih hidup Mustawi dalam umur 123 tahun tetapi jang seluruh barisan giginja masih utuh, belum banjak uban serta berpantjaindera jang belum rusak benar.

Selama ini Mustawi kawin 11 kali, memperoleh 11 anak. Tjutjunja lk.50 orang dan ada beberapa orang lagi tjitjit dan tjanggah. Seorang anak jang bungsu kini berumur 50 tahun.

Mustawi tidak mempunjai recept tertentu bagaimana tjara bisa hidup selama itu, ketjuali diterangkan ia gemar sekali akan keindahan alam dan berpengalaman bekerdja berat.

Ketika mengindjak umur 35 tahun ia tinggalkan kampung halamannja Kedjuron (Surakarta) menudju daerah Kedu.

Di Prembun jang masih hutan belukar waktu itu, ia harus babad dulu sebelum mendirikan tempat kediamannja.

Setahun kemudian ia tinggalkan Prembun, dan babad hutan di Kebumen jang setelah didiami 2 tahun lamanja ditinggalkan lagi dan membuka hutan lagi di Gombong. Demikian selandjutnja ia berpindah-pindah sampai lk.20 kali dengan lebih dulu babad hutan pada tiap tempat jang hendak ia tinggali.

Achirnja Mustawi menetap di desa Bantarsari tersebut selaku pengurus desa.

Isterinja jang ke-11 jang dipeliharanja sedjak 25 tahun j.l mengatakan bahwa suaminja itu ketjuali memang gemar "lelana" suka pula akan seni karawitan, pandai membatja tetapi tidak dapat menulis.

Buku2 kuno jang disimpan sedjak mudanja telah habis terbakar waktu rumahnja ditinggal mengungsi sebagai akibat revolusi j.l.


Sumber: Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter : @perpusANTARA


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016