....Di sana itu banyak temuan budayanya, berbeda dengan tempat lain, seperti Sangiran."

Sleman (ANTARA News) - Balai Arkeologi Yogyakarta merencanakan untuk melakukan survei di aliran Sungai Oya, di Kabupaten Gunung Kidul karena banyaknya tinggalan budaya manusia purba di kawasan tersebut.

"Rencananya September nanti baru akan kami survei. Di sana itu banyak temuan budayanya, berbeda dengan tempat lain, seperti Sangiran," kata peneliti dari Balai Arkeologi Yogyakarta, Indah Asikin Nurani, Selasa.

Menurut dia, tinggalan-tinggalan budaya atau artefak yang pernah ditemukan di Sungai Oya tersebut berupa alat batu.

"Temuan artefak mulai dari Paleolitikum atau zaman batu tua hingga Neolitikum (muda). Selain itu juga banyak fosil hewan vertebrata, seperti sapi, kerbau, banteng, dan gajah," kartanya.

Ia mengatakan, untuk fosil manusia purba sampai saat ini memang masih belum pernah ditemukan.

"Dari beberapa temuan yang sudah ada memang belum ada temuan berupa fosil manusia purba, namun dengan survei ini diharapkan akan ada temuan," katanya.

Indah mengatakan, dengan melakukan penelusuran, melalui survei di sungai yang banyak temuan tersebut, diharapkan nantinya paling tidak bisa menjawab.

"Dari survei akan terjawab, pada masa-masa tertentu, manusia purba tersebut beraktivitas di mana maupun hasil budayanya seperti apa saja," katanya.

Ia mengatakan, mengenai penelitian yang lebih dalam masih belum direncanakannya. Sebab, selain di Gunung Kidul, ada banyak titik yang harus diteliti.

"Seperti Gua Kidang di Blora, Jawa Tengah yang berupa temuan manusia prasejarah. Di sana tim Balai Arkeologi setiap tahun meneliti di lokasi untuk menguak lebih dalam situs tersebut," katanya.

Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta, Siswanto mengatakan pada 2016 ini memang belum ada rencana penelitian mendalam di aliran Sungai Oya. Sebab, di sana juga sudah ada tim dari pusat juga yang meneliti.

"Selain di aliran Sungai Oya, potensi adanya bekas tinggalan manusia purba juga ada di gua-gua karst Gunung Kidul. Yang memang kriteria gua di sana, sudah masuk," katanya.

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016