Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian, Saleh Husin, mengajak para pengusaha India terus meningkatkan investasi di Indonesia, di antaranya kerja sama produksi bahan baku obat, mesin industri, dan pengembangan kawasan industri.
"Kita memiliki semangat yang sama dengan India untuk memiliki industri yang kuat dan berdaya saing. Industri yang dapat kita kembangkan bersama antara lain produksi bahan baku obat untuk farmasi," kata Husin, dalam siaran pers, di Jakarta, Senin.
Selain itu, terdapat pula industri permesinan, industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan, serta mengundang perusahaan India untuk membangun pabrik-pabriknya di kawasan industri di Indonesia.
Dia menyampaikan hal itu usai menggelar pertemuan dengan President Confederation of Indian Industry (CII) Naushad Forbes beserta para pelaku usaha dan industri yang tergabung dalam delegasi CII di Kementerian Perindustrian.
Dia menyampaikan, kerja sama industri dan investasi itu sejalan dengan perekonomian Indonesia yang diproyeksikan terus tumbuh.
Peningkatan kerja sama investasi pada industri bahan baku obat itu, Indonesia berharap dapat mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan peluang untuk mengembangkan industri farmasi nasional.
Turut hadir dalam acara tersebut Duta Besar India untuk Indonesia, Nengcha Lhouvum Mukhopadhaya, serta para pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian Perindustrian. India negara mitra dagang terbesar kedelapan bagi Indonesia.
Transaksi perdagangan antara kedua negara mencapai 14,6 miliar dollar AS atau Rp 197,1 triliun dengan asumsi nilai tukar dollar AS terhadap rupiah senilai Rp13.500.
Transaksi sebesar itu setara 4,9 persen dari seluruh total perdagangan Indonesia pada 2015.
Sedangkan investasi di sektor industri pada 2015, India telah berinvestasi di Indonesia sebanyak 43 proyek dengan nilai investasi sebesar 15,5 juta dollar AS atau meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya sebanyak 19 proyek investasi senilai 12,89 juta dollar AS.
Pewarta: Sella Gareta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016