Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi, merosot menembus level 9.150 menjadi 9.155/9.160 dibanding dengan penutupan hari sebelumnya pada posisi 9.135/9.150 atau melemah 15 poin. Rupiah terus tertekan hingga melewati angka batas psikologis 9.150, karena kekhawatiran pelaku lokal terhadap konflik Iran dan Amerika yang makin menghangat," kata Analis Valas PT Bank Niaga Noel Chandra di Jakarta. Menurut dia, pelaku lokal maupun asing saat ini sedang memfokuskan perhatiannya terhadap konflik kedua negara itu, dengan Iran akan terus melanjutkan program nuklirnya sekalipun mendapat sanksi dari Dewan Keamanan PBB. Kekhawatiran para pelaku pasar mengakibatkan mereka cenderung berspekulasi membeli dolar AS, meski bank sentral AS menyatakan kekhawatiran atas inflasi AS yang cenderung meningkat, katanya. Dolar AS terhadap yen naik 0,25 persen menjadi 117,09 dan ero turun menjadi 1,3305 per dolar AS serta ero terhadap yen naik menjadi 155,80 dari 155,52. Rupiah, katanya, pada penutupan sore nanti masih akan tertekan pasar, karena pelaku masih cenderung membeli dolar AS ketimbang memburu rupiah. Karena itu rupiah diperkirakan akan terus meningkat menjauhi level 9.150 per dolar, ujarnya. Merosotnya rupiah, menurut dia juga tidak lepas dari upaya Bank Indonesia (BI) yang akan tidak menginginkan rupiah berada di bawah posisi 9.100 per dolar AS. Karena BI sebagai otoritas moneter tetap menjaga dan memantau pergerakan mata uang lokal itu agar tidak terpuruk lebih jauh dan mengharapkan pergerakan rupiah berada dalam tingkat yang cukup stabil, katanya. "Kami optimis rupiah akan tetap berada dibawah diatas level 9.150 per dolar AS, melihat pasar cenderung masih tetap menekan pergerakannya," tambahnya. (*)

Copyright © ANTARA 2007