Bekasi (ANTARA News) - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyambangi Rumah Sakit St Elisabeth Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu siang, pascakisruh yang terjadi antara manajemen dan keluarga pasien terkait dugaan penggunaan vaksin palsu.
"Saya hanya mau mengklarifikasi secara langsung apa yang menjadi pemicu dari kericuhan semalam, Sabtu (16/7)," katanya di Bekasi.
Kedatangan Rahmat sekira pukul 13.00 WIB itu langsung disambut oleh Direktur Utama RS St Elisabeth Kota Bekasi Antonius Yudianto.
Rahmat nampak datang bersama satu orang staffnya tanpa membawa serta unsur perwakilan instansi terkait.
Dia mengaku sangat menyayangkan terjadinya kericuhan dalam agenda audiensi ratusan keluarga pasien dengan Direktur Utama RS Elisabeth Kota Bekasi.
"Pemkot Bekasi sampai saat ini masih melakukan penelusuran terkait vaksin palsu ke seluruh rumah sakit. Kalau ternyata situasinya semakin memanas, itu adalah ranah hukum yang akan menyelesaikan," katanya.
Rahmat juga berpesan kepada seluruh manajemen rumah sakit yang kini tengah berpolemik terkait vaksin palsu untuk mengedepankan komunikasi yang baik kepada pasiennya.
"Kepada pasien yang merasa dirugikan silakan menyelesaikannya melalui musyawarah untuk mufakat," katanya.
Usai meluangkan waktunya untuk berbincang dengan wartawan, Rahmat bersama dengan Antonius langsung menuju ruang audiensi untuk melakukan pertemuan secara tertutup.
Sebelumnya diberitakan, kericuhan audiensi vaksin palsu di RS St Elisabeth dipicu rasa emosional para orang tua pasien yang tidak memperoleh klarifikasi secara otentik dari rumah sakit.
Manajemen menolak menunjukan data otentik terkait penggunaan vaksin palsu berupa faktur pembelian vaksin asli, nama pasien yang menjalani vaksin dalam rentang waktu 2006 hingga 2016 dan sejumlah administrasi lainnya.
Keluarga pasien mengungkapkan kekesalannya dengan cara membanting meja yang dipakai direksi di ruang audiensi serta terlibat adu fisik dengan Dirut RS Elisabeth.
Kasus tersebut saat ini dalam penanganan Kepolisian Sektor Bekasi Timur.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016