"Hanya satu vaksin yang terindikasi palsu karena berasal dari distributor tidak resmi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Banten, yakni vaksin ATS (Anti Tetanus Serum)," kata Kepala Bidang Pelayanan Rumah Sakit Bhakti Asih Ciledug, Tangerang, dokter Ferdy Ramadanil, di Tangerang, Banten, Minggu.
Menurut dia, pihak manajemen sudah dipanggil BPOM Provinsi Banten, untuk mengonfirmasi indikasi peredaran vaksin palsu di rumah sakit tersebut.
Ia menambahkan, selain ATS, tak ada vaksin lain yang menjadi temuan atau dinyatakan palsu atau berasal dari distributor tidak resmi yang beredar di rumah sakit itu.
"Vaksin lain, apalagi yang diperuntukkan bagi anak-anak itu kami dapat dari distributor resmi semua," ungkapnya.
Ferdy menambahkan, pihak rumah sakit memutuskan untuk membeli vaksin ATS dari distributor tidak resmi karena stok nasional habis, sementara kebutuhannya ada.
Setelah bertanya kepada rumah sakit sekitar, akhirnya didapatkan vaksin ATS dari sebuah distributor yang tidak resmi.
Kendati demikian, hingga saat ini, tak ada keluhan dari pasien terkait penggunaan vaksin yang baru saja digunakan pada 2016 di rumah sakit itu.
"Selama ini tidak ada pasien yang terluka lalu kami beri ATS, kemudian mereka balik lagi karena tetanus itu tidak ada," ujar Ramadanil.
Pewarta: Sella Gareta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016