Medan (ANTARA News) - Jenazah Kapten Cpn Titus Benediktus Sinaga, pilot helikopter Angkatan Darat, yang jatuh di Desa Taman Martani, Kalasan Sleman, Jawa Tengah, tiba di rumah duka Desa Lau Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sabtu.
Setibanya di rumah duka, mobil jenazah langsung menurunkan peti mati yang berisi jasad Alm. Kapten Cpn Titus.
Sebelum melangkah masuk ke pintu rumah duka, puluhan personel TNI berbaris melakukan persiapan penghormatan kepada iringan jenazah yang diangkat oleh 6 prajurit TNI berpakaian lengkap.
Terlihat sanak- saudara korban menyambut kedatangan Alm. Kapten Titus dengan isak tangis dan haru.Terlebih Ely, ibu korban yang tak tahan membendung kesedihannya.
Selanjutnya, peti jenazah langsung dimasukkan ke dalam rumah terlihat, pihak TNI menyerahkan jenazah kepada pihak keluarga.
Sinaga, ayah korban mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mengantarkan jenazah anaknya hingga acara pemakaman yang rencananya akan dibawa ke Kabupaten Samosir.
Iwan (32) salah seorang warga Desa Lau Dendang, mengatakan, sangat mengenali kepribadian korban mulai dari kecil, dan kini jadi perwira TNI.
Menurut dia, Kapten Titus merupakan salah seorang warga yang baik dan pelindung di daerah tersebut.
"Titus orangnya dikenal ramah dan baik, kalau ada yang kecurian dia mau langsung turun tangan.Memang dia jarang pulang, dan kebanyakan tugas luar kota," katanya.
Sebelumnya, enam korban dalam musibah jatuhnya helikopter TNI AD di Dusun Kowang, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY, Jumat (8/7), yakni korban meninggal dunia tiga orang dan luka tiga orang.
Pilot Helikopter Kapten Cpn Titus Benediktus Sinaga (Pnb I) mengalami luka dan dirujuk ke RS Bhayangkara, Kalasan, Kopilot Letda Cpn Angga Juang meninggal dunia dibawa ke RS Bhayangkara.
Kemudian Serka Rohmad (TI) mengalami luka dirawat di RS Bhayangkara dan Serda Sirait meninggal dunia dibawa ke RS Bhayangkara.
Selanjutnya Kopda Sukoco mekanik mengalami luka dirawat di RS Bhayangkara dan seorang perempuan Fransiska meninggal dunia.
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016