... nilai impor Januari-Mei 2016, maka terlihat bahwa Tiongkok menyumbang peranan terbesar ..."

Gorontalo (ANTARA News) - Kepala Badan Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, Eko Marsoro, mengatakan bahwa Tiongkok menjadi pengimpor terbesar di daerah tersebut pada Mei 2016.

"Dari sisi peranan terhadap total nilai impor Januari-Mei 2016, maka terlihat bahwa Tiongkok menyumbang peranan terbesar, yaitu 10.417.767 dolar Amerika Serikat atau 83,13 persen," ujarnya.

Menurut dia, impor yang melalui Pelabuhan Gorontalo bulan Mei 2016 senilai 632.517 dolar Amerika Serikat (AS).

Kemudian, dikemukakannya, diikuti oleh Korea Selatan senilai 1.385.669 dolar AS (10,92 persen), dan sisanya dari Singapura senilai 881.667 Dolar AS (6,59 persen).

Ia merinci, apabila dibandingkan dengan periode Januari-Mei 2015, maka nilai impor yang melalui Pelabuhan Gorontalo pada periode Januari-Mei 2016 mengalami peningkatan mencapai 354,01 persen atau meningkat dari 2.794,024 menjadi 12.685.103 dolar AS.

"Selama Mei 2016 hanya satu kelompok barang yang diimpor melalui Pelabuhan Gorontalo, yaitu kelompok bahan bakar mineral, minyak bumi dan hasil penyulingan senilai 632527 dolar AS," tambahnya.

Secara kumulatif nilai impor yang melalui Pelabuhan Gorontalo Januari-Mei 2016 senilai 12.685.103 dolar AS, ujarnya.

Nilai impor tersebut, dikemukakannya, terdiri atas kelompok bahan bakar mineral, minyak bumi dan hasil penyulingan 13,13 persen, kelompok bahan kimia organik 4,74 persen, kelompok produk karet dan plastik 2,74 persen, kelompok barang dari besi dan baja 14,15 persen.

Kemudian, kelompok alat perkakas dari logam sebesar 2,23 persen, kelompok mesin dan peralatan mekanik 44,47 persen, kelompok mesin dan peralatan listrik 17,59 persen, dan kelompok turbin otomatis 0,94 persen.

Ia menambahkan, secara kumulatif volume impor yang melalui Pelabuhan Gorontalo Januari-Mei 2016 adalah senilai 9.269,69 ton.

"Dengan kontribusi volume impor terbesar adalah kelompok bahan bakar mineral, minyak bumi dan hasil penyulingan 63,71 persen, kemudian mesin dan peralatan mekanik 16,60 persen, bahan kimia organik 7,92 persen, mesin dan peralatan listrik 5,56 persen, kelompok barang dari besi dan baja 4,11 persen, produk karet dan plastik 1,16 persen, alat perkakas dari logam 0,65 persen, dan turbin otomatis 0,28 persen," katanya.

Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dikemukakannya, maka terjadi peningkatan volume impor sebesar 59,56 persen.

"Yaitu, meningkat dari 5.809,45 ton pada Januari-Mei 2015 menjadi 9.269,69 ton pada Januari-Mei 2016. Peningkatan ini dipengaruhi oleh adanya beberapa kelompok komoditas yang diimpor pada periode Januari-Mei 2016, namun pada periode sebelumnya tidak diimpor," demikian Eko Marsoro.

Pewarta: Debby Mano
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016