Gunakan surel/SMS/telepon jika media sosial diblokir
Washington (ANTARA News) - Departemen Luar Negeri AS pada Jumat (15/7) menyarankan warganya di Turki agar berlindung di tempat mereka berada dan tidak berusaha pergi ke Konsulat atau Kedutaan Besar AS di tengah upaya militer yang berlangsung.
"Terus berlindung di tempat di Turki. Jangan Berusaha pergi ke Konsulat atau Kedutaan Besar AS pada saat ini," kata Departemen Luar Negeri di Washington di dalam pesan kepada warga negara AS di Turki melalui akun Twitternya.
Di dalam "twit" lain, kementerian tersebut mendesak warga negara AS di Turki agar menghubungi orang yang mereka cintai secara langsung "untuk memberitahu mereka bahwa kalian baik-baik saja".
"Gunakan surel/SMS/telepon jika media sosial diblokir," katanya.
Kedutaan Besar AS di Ankara telah memberitahu warga negara Amerika bahwa "suata tembakan dan ledakan telah terdengar di Ankara dan di jembatan di Istanbul, Bosphorous serta Fatih Sultan Mehmet, kini ditutup," kata Departemen Luar Negeri di Washington di dalam Pesan Darurat buat Warga AS di akun Twitternya mengenai "Pemberontakan di Turki".
Kementerian tersebut juga meminta warga negara AS agar memantau perkembangan berita terkini di media lokal, demikian laporan Xinhua, Sabtu pagi. Warga negara AS disarankan agar menghindari daerah konflik, dan berhati-hati jika berada di sekitar militer atau pasukan keamanan.
Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama menerima penjelasan dari asisten keamanan nasionalnya mengenai situasi yang berlangsung di Turki, satu sekutu NATO dan bagian dari koalisi AS dalam memerangi kelompok fanatik ISIS.
"Tim keamanan nasional Presiden Obama telah memberi penjelasan kepada dia mengenai situasi yang berlangsung di Turki. Presiden akan terus menerima perubahan secara rutin," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Ned Price di dalam satu "twit".
Satu pernyataan militer yang dikeluarkan di media Turki pada Jumat mengatakan Angkatan Bersenjata Turki "telah sepenuhnya merebut kekuasaan di negeri itu", tapi Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu pagi mengatakan upaya kudeta tersebut telah gagal. Erdogan mendesak rakyat agar turun ke jalan guna melindungi demokrasi.
Tindakan militer itu dilancarkan "untuk memulihkan undang-undang dasar, demokrasi, hak asasi manusia, kebebasan dan hukum", kata pernyataan militer.
(Uu.C003)
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016