Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak melemah 37 poin menjadi Rp13.090 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.053 per dolar AS.
"Rupiah bergerak melemah terhadap dolar AS, sebagian investor melakukan aksi ambil untung seraya menanti penerapan dan realisasi kebijakan amnesti pajak," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah yang juga bergantung pada keadaan global khususnya bank sentral Inggris terkait pemangkasan tingkat suku bunga. Situasi itu, membuat pergerakan rupiah cenderung melemah namun terbatas.
Menurut dia, secara teknikal fluktuasi mata uang rupiah masih relatif stabil bergerak di bawah level Rp13.100 per dolar AS dan terbuka peluang untuk kembali bergerak menguat.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan bahwa dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah setelah klaim pengangguran mingguan Amerika Serikat lebih baik dibandingkan pekan sebelumnya.
Ia mengemukakan bahwa terdapat 254.000 klaim pengangguran baru dalam sepekan yang berakhir tanggal 9 Juli 2016. Data itu lebih baik dari konsensus estimasi para analis yaitu 265.000. Klaim pengangguran AS pekan lalu merupakan level terendah sejak pertengahan bulan April yang menjadi sinyal kuatnya pasar tenaga kerja AS.
Selain itu, lanjut dia, dolar AS juga didukung oleh indeks harga produsen Amerika Serikat dilaporkan naik 0,5 persen pada bulan Juni tahun ini, lebih baik dari ekspektasi 0,3 persen dan data bulan lalu sebesar 0,4 persen.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Jumat mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.086 dibandingkan hari sebelumnya Kamis (14/7) Rp13.088.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016