Sampai dengan rapat siang tadi, Pak Presiden masih dijadwalkan untuk hadiri kegiatan nasional itu,"Kupang (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo dijadwalkan menghadiri perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2016 tingkat Nasional di Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, 30 Juli.
"Selain Presiden ada juga beberapa Menteri Kabinet Kerja antara lain Menteri Perhubungan, Menteri Sosial, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan," kata Kepala Badan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kota Kupang, Retnowati di Kupang, Jumat.
Dia mengatakan, informasi kehadiran Presiden diperoleh saat rapat terakhir bersama panitia nasional, provinsi, dan Kota Kupang 15 Juli siang.
"Sampai dengan rapat siang tadi, Pak Presiden masih dijadwalkan untuk hadiri kegiatan nasional itu," katanya.
Selain Presiden dan para menteri, akan juga hadir para undangan lain dari 33 provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia dalam kegiatan itu.
Untuk kuota tamu VIP Panitia Harganas telah menyediakan 5.000 tempat duduk dan selebihnya akan mengisi formasi pada tempat duduk biasa. Total peserta dan tamu kegiatan itu 12 ribu orang.
Untuk undangan VVIP dan VIP, panitia menyediakan hotel berbintang di Kota Kupang. .
Gubernur NTT oleh Pemerintah Pusat telah diminta untuk mengimbau warga menyewakan rumah-rumah bagi peserta dan undangan yang tidak mendapatkan hotel sebagai penginapan.
Dia mengatakan, kegatan akan dimulai sejak Rabu 27 Juli mendatang dengan pelaksanaan pameran yang diikuti seluruh peserta provinsi dan kabupaten/kota yang akan hadir.
Panitia menyediakan 100 stan pameran dengan harga sewa Rp15 juta per stan. Di stan pameran dipamerkan hasil produk daerah dari kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan keluarga Sejahtera (UPPKS).
"Pameran akan kita pusatkan di Alun-alun Rumah Jabatan Gubernur NTT di jalan El Tari Kota Kupang," kata Retnowati.
Dia mengatakan, Pemerintah Kota Kupang mempersiapkan Kelurahan Lasiana sebagai Kampung KB untuk dikunjungi Presiden Joko Widodo yang juga akan berdialog dengan akseptor KB.
Daerah sepanjang pesisir pantai yang didominasi warga berpenghasilan rendah dan miskin dengan pekerjaan pokok nelayan itu, dipilih sebagai salah satu Kampung KB karena tingkat kepesertaan KB-nya masih sangat rendah.
Pewarta: Yohanes Adrianus
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016