Paris (ANTARA News) - Prancis menetapkan hari berkabung nasional selama tiga hari mulai Sabtu setelah sedikitnya 84 orang tewas dilindas truk saat menyaksikan pesta kembang api pada Hari Bastille, kata Perdana Menteri.

Perdana Menteri Prancis Manuel Valls juga mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah ingin memperpanjang keadaan darurat, yang sudah diberlakukan sejak serangan Paris pada 13 November tahun lalu, hingga Oktober.

Bendera akan dikibarkan setengah tiang mulai Jumat, dan undang-undang yang memperbesar wewenang polisi akan diajukan ke parlemen pekan depan, kata Valls.


Baca Juga : Menteri dalam negeri Prancis: Kami berperang dengan teroris


"Waktu sudah berubah, dan Prancis harus hidup dengan terorisme, dan kita harus menghadapi ini bersama dan menunjukkan ketenangan kolektif bersama kita," katanya seperti dilansir kantor berita AFP.

"Prancis adalah negara hebat dan memiliki demokrasi hebat dan kita tidak akan membiarkan kestabilan goyah," imbuhnya.

"Kami ingin menyatukan bangsa Prancis. Satu-satunya respons terhormat (atas serangan tersebut) adalah Prancis terus menerapkan semangat 14 Juli, Prancis yang bersatu dengan nilai-nilainya," katanya.


Baca Juga : Saksi ceritakan peristiwa Nice

Hari Bastille adalah libur nasional Prancis untuk menandai awal dari Revolusi Prancis pada 1789. Hari itu dirayakan dengan parade militer dan pertunjukan kembang api di seluruh negeri. (mr)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016