"Memang sekarang ini sedang musim kemarau, tapi juga disaat yang bersamaan sedang terjadi fenomena La Nina. Jadi, hujan bisa turun kapan saja, dan pompa-pompa harus siap," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat.
Menurut dia, kerusakan yang terjadi pada pompa-pompa tersebut kali ini bukan disebabkan adanya kesalahan aliran listrik dari PLN. Pompa tidak dapat berfungsi karena matinya trafo yang mengalirkan listrik ke pompa itu.
"Sekarang penyebabnya bukan lagi listrik PLN yang mati, tapi listrik dari trafo ke pompanya yang mati. Meskipun demikian, tetap harus kami periksa lagi penyebab kerusakannya," ujar Basuki.
Sementara itu, dia menuturkan saat ini Jakarta sangat bergantung dengan Waduk Pluit karena sebagian besar aliran dari Kanal Banjir Barat (KBB) mengalir ke Waduk Pluit. Sehingga, pompa-pompa tersebut harus selalu berfungsi.
"Semua air kan dibuangnya ke Waduk Pluit supaya beban di KBB tidak terlalu berat. Sedangkan saat ini ada empat pompa yang mati di Waduk Pluit, jadi harus cepat diperbaiki supaya tidak terjadi banjir," tutur Basuki.
Seperti diketahui, empat dari 10 unit mesin pompa di Waduk Pluit tidak berfungsi. Keempatnya berada di rumah pompa aliran tengah, sedangkan enam pompa di rumah pompa aliran barat dan timur berfungsi dengan normal.
Kerusakan itu sudah selama beberapa bulan terakhir. Pompa aliran tengah memiliki kemampuan menyedot air hingga 4,3 meter kubik per detik.
Kemampuan pompa itu masih lebih rendah dibandingkan dengan pompa di sisi timur yang mencapai lima meter kubik per detik atau di sisi barat yang mencapai enam meter kubik per detik.
Pewarta: Cornea Khairany
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016