Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) telah menerima setidaknya 93 proposal proyek pembangunan pembangkit listrik swasta (independent power producer/IPP) dengan total daya 20.000 MW. Dirut PLN Eddie Widiono usai meresmikan perluasan bangunan Call Center 123 milik PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang di Jakarta, Rabu, mengatakan, proposal yang masuk di antaranya berasal dari China, Jepang, Hungaria, India dan Rumania. "Investor asing yang mengajukan proposal kebanyakan berasal dari China. Tapi, sejumlah perusahaan dalam negeri juga berminat," katanya. Menurut dia, sebagian besar prosposal yang masuk mengajukan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batubara. Eddie mengatakan, kalau proposal tersebut bisa diproses mulai tahun ini, maka dalam tempo 3-4 tahun ke depan diharapkan sudah beroperasi secara komersial. Ia melanjutkan, berdasarkan pengalaman selama ini, sebagian besar kegagalan atau berlarut-larutnya proyek IPP dikarenakan masalah pendanaan dan pembebasan tanah. Eddie menambahkan, dalam 10 tahun mendatang, PLN menargetkan, penambahan kapasitas daya pembangkit bisa mencapai dua kali lipat dari sekarang ini yang hanya 28.000 MW. "Tambahan pembangkit berdaya 28.000 MW tersebut berasal dari proyek percepatan 10.000 MW milik PLN dan 18.000 MW sisanya dari sektor swasta," katanya. Menurut dia, target IPP sebanyak 18.000 MW memang bukan pekerjaan mudah, namun potensi sudah ada dan tinggal meningkatkan rasio keberhasilan proyek IPP. Eddie juga mengungkapkan, penambahan kapasitas pembangkit tersebut diperlukan guna memenuhi jumlah pelanggan yang terus meningkat. "Sekarang ini, kami punya 35 juta pelanggan. Dalam 13 tahun ke depan dengan penduduk Indonesia yang diperkirakan 260 juta jiwa, maka dibutuhkan sambungan baru sebanyak 30 juta atau 2,8 juta pelanggan per tahun," katanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007