Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) terus memantau keberadaan sejumlah WNI yang disandera kelompok bersenjata di Filipina termasuk operasi pembebasan yang dilakukan tentara negara itu.
"Kita terus memantau operasi tentara Filipina. Tentara Filipina sudah sejak seminggu lalu melakukan operasi di sana dengan mengerahkan 10.000 tentara," kata Menhan Ryamizard Ryacudu ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis.
Menhan Ryamizard menyebutkan dalam operasi beberapa hari lalu, ada 40 pemberontak yang tewas, ada juga yang luka-luka. Operasi itu akan terus dilakukan hingga ada pembebasan sandera.
Menhan menyebutkan pihaknya terus memantau keberadaan WNI yang disandera termasuk yang disandera di Malaysia kemudian dibawa ke Filipina.
"Sebelumnya ada tujuh WNI di Pulau Zulu (sebelah utara Filipina), kemudian tiga WNI dibawa wilayah selatan Filipina," jelas Menhan.
Ia menjelaskan dengan tambahan empat sandera WNI dari Malaysia maka di Pulau Zulu ada tujuh lagi WNI yang disandera di daerah itu.
Menhan menyebutkan kondisi WNI yang disandera saat ini baik.
"Dalam kondisi bagus, laporan beberapa hari lalu, sandera dari kita dalam keadaan baik," katanya.
Ia menyebutkan sandera dari negara lain ada yang sakit karena memang sudah lama disandera.
Menhan menyebutkan pengamanan kawasan perairan tempat kejadian penyanderaan hingga kini belum sesuai keinginan Indonesia.
"Belum ada patroli keamanan bersama, ini harus segera dilakukan dengan latihan bersama terlebih dahulu," katanya.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016