Jakarta (ANTARA News) - Ada atau tidak ada pengembangan senjata pemusnah massal, nasib Iran tampaknya bakal sama dengan Irak, karena Amerika Serikat (AS) kini terkesan mulai menyiapkan mesin perangnya untuk menyerbu negara tersebut, dimulai dengan mengirimkan kapal induknya di Teluk Persia, demikian penilaian Yusron Ihza di DPR. Wakil Ketua Komisi I DPR RI itu mengemukakan penilaian tersebut di Jakarta, Rabu, setelah mengamati gerak-gerik AS yang mulai terkesan semakin agresif hanya dalam beberapa hari setelah DK-PBB berhasil diyakinkan mereka untuk menjatuhkan sanksi lebih berat terhadap Iran, terkait program pengembangan nuklir. "Masuknya kapal induk AS ke Teluk Persia dua hari setelah resolusi PBB terhadap Iran dikeluarkan, semakin membenarkan anggapan yang ada selama ini. Yaitu, sama seperti Irak, ada atau tidak adanya pengembangan senjata pemusnah massal, AS sejak semula memang ingin masuk ke negeri tersebut," kata anggota legislatif dari Partai Bulan Bintang (PBB) itu. Dia mengemkakan, selesainya masalah nuklir Korea Utara minggu yang lalu, tampaknya juga jadi pendorong AS untuk mempercepat rencana masuk ke Iran. "Tujuan AS sebenarnya masuk Iran adalah untuk mengamankan jalur minyak (sea lane). Sebab, perairan Iran terlalu panjang dan strategis. AS merasa perlu memecahnya atau punya pos di situ," katanya. Tentu saja, lanjut Yusron Ihza, intimidasi dan povokasi AS terhadap Iran tidak sejalan dengan demokrasi yang didengung-dengungkan AS. "Tapi, tampaknya semua orang akhirnya memang maklum, bahwa dalam setiap kebijakan luar negeri, kepentingan nasional memang selalu jadi panglima. Namun begitu, siapa pun juga (termasuk AS) sepatutnya tetap memperhatikan etika dan tata krama dalam kehidupan yang beradab," katanya menambahkan. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007