Kotabaru (ANTARA) - Banyak pasangan suami-isteri di Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), yang tidak terdaftar resmi di Kantor Urusan Agama (KUA) dan Kantor Catatan Sipil (Capil) di daerah asal mereka, tanpabuku nikah. Informasi dihimpun ANTARA News, Rabu, memperlihatkan bahwa pada satu lingkungan Rukun Tetangga (RT) saja di Kotabaru terdapat ratusan pasangan suami-isteri yang tidak pernah memiliki buku nikah, sehingga tidak tercatat secara resmi telah melangsungkan pernikahan. Menurut Zainal Arifin, Ketua Rukun Tetangga (RT) 14 Desa Semayap, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kotabaru pada lingkungan RT 14 Semayap saja terdapat lebih dari seratus pasngan suami isteri yang tidak melangsungkan pernikahan secara resmi sebagaimana diatur dalam UU Perkawinan. Bahkan, sejumlah pasangan suami-isteri mengaku tidak pernah melangsungkan pernikahan walau hingga memiliki beberapa anak. "Berdasarkan data di lapangan, dalam satu rumah sewaan dihuni enam pasangan keluarga, empat pasangan diantaranya belum pernah nikah, belum lagi dengan rumah lainnya," ucap Zainal, yang mantan Asisten III Sekretaris Daerah (Sesda) Kotabaru. Saat dilakukan pengecekan, pasangan suami-isteri yang rata-rata pendatang dari berbagai desa di Pulau Jawa itu secara terus terang mengakui bahwa tidak pernah menikah hingga memiliki banyak anak. Oleh karena itu, para tokoh masyarakat menyarankan, Pemkab Kotabaru segera menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) dan melakukan penertiban pasangan suami-istri yang status pernikahannya tidak resmi, kemdian merencanakan program kawin massal berbiaya ringan. "Siapa tahu dengan maraknya bencana di Indonesia, terutama di daerah kita ini, salah satunya diakibatkan oleh dosa-dosa yang seperti itu," kata Zainal.Kepala Bagian (Kabag) Tata Pemerintahan Setda Kotabaru, Djoni Anwar, mengatakan bahwa sangat mendukung program penertiban pasangan "kumpul kebo" yang diawali oleh RT 14 Semayap. "Mungkin saja benar, pasangan 'kumpul kebo' di daerah kita ini jumlahnya lebih ratusan pasangan, hanya satu RT saja jumlahnya mencapai puluhan belum lagi dengan daerah lain, dan sudah selayaknya guna mengurangi bencana kita tertibkan pasangan kumpul kebo," ujarnya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007