Optimisme investor asing telah pulih..."

Jakarta (ANTARA News) - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa likuiditas pasar saham domestik meningkat seiring dengan frekuensi transaksi saham di dalam negeri pada Rabu ini yang mencapai rekor tertinggi yakni sebanyak 377.132 kali.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa frekuensi transaksi sebesar itu melebihi pencapaian tertinggi pada 10 Juli 2014 lalu yang hanya membukukan sebanyak 373.249 kali transaksi.

"Pencapaian rekor itu menunjukan bahwa BEI memiliki likuiditas yang baik di tahun ini dibandingkan dengan bursa-bursa lain di kawasan Asia Tenggara," ujarnya.

Dengan pencapaian itu, lanjut dia, pihaknya optimistis dan akan akan terus berupaya untuk dapat menjadikan Bursa Efek Indonesia terbesar di Asia Tenggara pada 2020 mendatang.

Berdasarkan data World Federation Exchange di 2015, Bursa Thailand membukukan rata-rata frekuensi harian sebesar 368.000 kali, Bursa Malaysia 153.000 kali, dan Bursa Filipina 53.000 kali transaksi.

Selain itu, ia juga mengemukakan bahwa pada penutupan perdagangan efek di BEI hari ini (Rabu, 13/7) salah satu emiten di BEI, yakni PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp429,4 triliun atau yang tertinggi sepanjang sejarah setelah sahamnya tercatat di BEI.

Ia menambahkan bahwa BEI juga mencatat total pembelian bersih oleh investor asing di pasar saham domestik sejak awal tahun 2016 hingga hari ini (Rabu, 13/7) mencapai Rp17,96 triliun.

"Optimisme investor asing telah pulih setelah sempat mencatat penjualan bersih pada tahun 2015 lalu sebesar Rp22,59 triliun," paparnya.

Sementara itu tercatat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu ini ditutup menguat 0,67 persen atau 34,40 poin ke level 5.133,93 poin. Posisi IHSG BEI itu merupakan yang tertinggi di tahun 2016 ini dan telah menguat 11,8 persen sejak awal 2016. Nilai transaksi perdagangan hari ini sebesar Rp7,68 triliun, juga melampaui rata-rata nilai transaksi harian sekitar Rp5,84 triliun.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016