Satu-satunya harapan mereka adalah bantuan dari Presiden."
Kupang (ANTARA News) - Sejumlah istri korban penyanderaan, yang diculik oleh kelompok bersenjata di perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia, pada Sabtu (9/7), di Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta bantuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera membantu pembebasan suami mereka.
"Kemarin saya dan Pemerintah Daerah Flores Timur sudah mengunjungi keluarga dari ketiga korban untuk memberikan peneguhan dan memberikan ketenangan kepada mereka," kata Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) Flores Timur, Letkol Inf. Dadi Rusyadi, Rabu.
Saat dihubungi ANTARA News di Kupang, ia menimpali, "Dan, istri dari para korban sendiri mengharapkan Presiden Joko Widodo segera membebaskan suami mereka."
Ia menjelaskan, keluarga ketiga korban sandera tersebut tinggal di Desa Latonliwo I, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, yang jaraknya kurang lebih 40 kilometer dari kota Larantuka. Mereka masih mempunyai hubungan darah dan rumahnya berdekatan.
Yasinta Pusaka Koten, istri sandera Emanuel Arakian Maran, saat ditemui mengharapkan agar secepatnya suaminya dibebaskan. Dengan disanderanya sang suami, ia khawatir uang sekolah bagi anaknya tidak bisa dibayar.
Keputusan suaminya untuk memilih jalan menjadi tenaga kerja di Malaysia, menurut Yasinta, adalah mencari uang agar bisa membiayai anak tunggal mereka bersekolah.
"Anak kami saat ini berada pada bangku sekolah SD kelas VI. Dan, tahun ini akan memasuki SMP sehingga kami membutuhkan banyak biaya," kata Dadi Rusyadi, mengutip pernyataan dari Yasinta.
Hal senada juga diharapkan Margaretha, istri sandera Teodorus Kopong Koten. Ia mengatakan, kondisi ekonomi keluarganya yang sangat memprihatikan, dan penyanderaan suami membuat uang bulanan yang biasa dikirim ke keluarga tidak masuk lagi.
"Sejumlah anak dan istri korban justru menangis saat kami mengunjungi mereka. Satu-satunya harapan mereka adalah bantuan dari Presiden," ujar Dandim Flores Timur.
Bahkan, menurut dia, Margaretha juga tidak mempedulikan lagi apakah suaminya akan tetap bekerja di Malaysia atau tidak, karena hal paling utama adalah suaminya bisa pulang selamat, walau tanpa sepeser pun uang.
Dandim Flores Timur mengemukakan, Desa Latonliwo I kondisinya memprihatinkan dan sangat terisolir jauh dari wilayah lain, termasuk pusat keramaian di kecamatan.
Untuk menuju ke desa tersebut, ia menyatakan, harus menggunakan kendaraan gardan ganda karena jalan penghubungnya buruk, dan memerlukan waktu dua sampai empat jam hingga tiba ke kediaman keluarga para sandera.
"Listrik di desa tersebut juga tidak ada, jaringan telepon juga tidak ada, sehingga saat dikunjungi mereka juga kaget," tutur Dadi Rusyadi.
Sementara itu, Resiana Piter yang istri dari sandera Lorens Lagadoni Koten masih berada di Toraja bersama anak-anaknya.
"Besok informasinya mereka akan kembali dari Toraja. Belum tahu apakah pakai kapal atau pesawat," demikian Dandim Flores Timur, Letkol Inf. Dadi Rusyadi.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016