Sekarang situasinya di luar kan lagi sulit. Thailand sudah menutup, tinggal Brazil dan Australia, harganya juga naik. Ini harus kita cermati jangan sampai kekurangan."
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian menjaga agar industri tidak kekurangan gula rafinasi di tengah sulitnya mendapatkan bahan baku gula mentah atau raw sugar di berbagai negara.
"Sekarang situasinya di luar kan lagi sulit. Thailand sudah menutup, tinggal Brazil dan Australia, harganya juga naik. Ini harus kita cermati jangan sampai kekurangan," kata Dirjen Industri Agro Kemterian Perindustrian Panggah Susanto di Jakarta, Rabu.
Menurut Panggah, situasi tersebut terjadi karena musim giling yang mundur hingga tiga bulan akibat hujan yang terus menerus, sehingga rendemen menjadi rendah.
Dengan tidak menentunya panen dan kenaikan harga tersebut, lanjut Panggah, industri gula rafinasi dalam negeri mengirim surat kepada Kemenperin untuk meminta memajukan pembelian jatah raw sugar impor pada kuartal IV.
Sehingga, industri dalam negeri, terutama industri makanan dan minuman, tetap memiliki stok gula rafinasi pada akhir tahun menjelang Natal dan Tahun Baru.
"Mereka minta fleksibilitas. Untuk industri yang besar-besar mungkin masih terlayani (stok gula rafinasi), tapi yang kecil-kecil banyak yang bilang ke saya nggak terlayani," ujar Panggah.
Menurut Panggah, kuota raw sugar hingga akhir 2016 mencapai 3,2 juta ton, dan realisasinya hingga saat ini mencapai 1,7 juta ton.
Sementara itu, penggunaannya hingga September 2016 diprediksi mencapai 2,7 juta ton, sehingga terdapat sisa jatah 500 ribu ton pada kuartal IV untuk diajukan.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016