Sebuah tim peneliti dari Universitas Adelaide Australia menyebutkan memberi perawatan yang berbeda pada wanita hamil, berdasarkan jenis kelamin janin, akan lebih bermanfaat baik bagi bayi maupun sang ibu.
Didapat dari data yang meneliti 600.000 kelahiran selama 30 tahun, ditemukan bahwa lebih dari 27 persen bayi laki-laki cenderung lahir prematur. Di Inggris, satu dari 13 bayi terlahir prematur, kurang dari 37 minggu usia kehamilan.
Mereka yang bisa bertahan, mengalami masalah kesehatan, satu dari sepuluh bayi mengalami cacat permanen seperti masalah paru-paru, cerebral palsy, kebutaan atau tuli. Berikut beberapa risiko yang didierita wanita yang mengandung bayi laki-laki:
1. Wanita yang mengandung bayi laki-laki juga empat persen lebih cenderung mengalami diabetes kehamilan, jenis diabetes yang biasanya muncul di paruh kedua kehamilan yang akan hilang setelah bayi lahir.
2. Diabetes pada masa kehamilan akan berdampak serius terhadap bayi dan ibu, termasuk meningkatkan peluang kelahiran melalui operasi caesar, lahir cacat dan kelahiran mati. Baik bayi maupun ibu berisiko tinggi mengidap diabetes di kemudian hari.
3. Mengandung bayi laki-laki dapat meningkatkan peluang ibu menderita pra-eklampsia, gangguang yang berkaitan dengan tekanan darah yang bisa fatal bagi ibu dan bayi, di akhir kehamilan.
Meski demikian, ibu yang mengandung bayi perempuan tak lantas bebas masalah. Mereka lebih cenderung menderita pra-eklampsia di awal kehamilan.
"Kesimpulan utama dalam studi kami adalah adanya bukti dan sangat jelas: jenis kelamin janin memiliki asosiasi langsung dengan hasil kehamilan," kata pemimpin penelitian, Profesor Claire Roberts.
Koleganya, Dr Petra Verburg yang bertanggung jawab atas Adelaide dan Belanda mengatakan: "Hasil kami mengindikasi mungkin akan diperlukan intervensi spesifik bagi bayi laki-laki dan perempuan, untuk mencegah hal-hal yang merugikan bagi bayi dan ibu. Kami sedang menginvestigasi faktor-faktor lain yang mungkin bisa memprediksi komplikasi kehamilan, berdasarkan jenis kelamin janin."
Ditulis dalam jurnal PLOS ONE, tim peneliti menyatakan perbedaan dalam plasenta-lah yang menjelaskan fenomena tersebut.
"Plasenta sangat penting bagi kesuksesan kehamilan," kata Profesor Robert.
"Kami percaya perbedaan jenis kelamin dalam fungsi plasenta mungkin menjelaskan perbedaan hasil yang kita lihat pada bayi laki-laki, perempuan dan ibu. Langkah selanjutnya adalah memahami konsekuensi perbedaan-perbedaan ini dan bagaimana mereka mempengaruhi jejak komplikasi kehamilan."
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016