Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakata, Rabu, mengatakan rupiah berpeluang menguat seiring dengan kurs di kawasan Asia.
"Penguatan harga komoditas kembali membuka peluang untuk mendorong rupiah kembali terapresiasi terhadap dolar AS," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, komentar pejabat bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang masih percaya bahwa suku bunga acuan (Fed fund rate) hanya naik satu kali di 2016 juga menekan dolar AS.
Dari dalam negeri, ia mengatakan, aliran dana asing ke pasar surat utang domestik yang masih kuat turut menjaga fluktuasi mata uang domestik untuk bergerak di area positif.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menambahkan, laju mata uang rupiah kembali bergerak menguat ke level Rp13.000 per dolar AS setelah sempat mengalami koreksi pada Selasa (12/7) akibat aksi ambil untung.
"Rupiah mulai bergerak menguat meski relatif masih terbatas. Minat investor terhadap aset berdenominasi rupiah masih cukup tinggi mengingat kondisi ekonomi domestik yang stabil," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016