Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat mengirim lima juta dolar (sekitar 45 miliar rupiah) hadiah untuk penangkapan seorang tersangka teroris Malaysia, yang buron atas beberapa pemboman di Pilipina, kata Departemen Luar Negeri hari Selasa. "Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice menyetujui hadiah baru sampai lima juta dolar Amerika Serikat untuk informasi mengarah ke penangkapan atau pembuktian Zulkifli bin Hir alias Marwan," kata pernyataan Departemen Luar Negeri yang disiarkan media transnasional. Zulkifli, yang digambarkan sebagai teroris diduga terlibat dalam serangkaian serangan maut bom di Pilipina, juga ditambahkan pada daftar orang paling dicari Amerika Serikat. Ia bergabung sebagai musuh masyarakat nomor satu Amerika Serikat, Osama bin Ladin, tersangka dalang jaringan Alqaida, yang kepalanya dihargai 25 juta dolar (lebih kurang 225 miliar rupiah). Zulkifli dipercaya bersembunyi di Pilipina sejak Agustus 2003, tempat ia terlibat dalam pembuatan bom dengan kelompok Abu Sayyaf, yang dihubungkan dengan Alqaida. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan Zulkifli bin Hir dilatih sebagai ahli teknik di negara adidaya tersebut. Zulkifli, warganegara Malaysia, lahir pada 1966 di Muar, Johor, diduga mengetuai tersangka kelompok teror Kumpulan Mujahidin Malaysia dan anggota komando pusat Jemaah Islamiyah, kata Departemen Luar Negeri. Jemaah Islamiyah masih menjadi kelompok keras paling ampuh di Asia Tenggara dan diduga berada di balik sejumlah pemboman di Indonesia, termasuk atas Bali pada 2002 dan 2005, yang menewaskan lebih dari 200 orang. "Siapa pun memiliki keterangan tentang Zulkifli bin Hir, atau tentang kejadian lalu atau rencana teror antarbangsa terhadap orang atau milik Amerika Serikat di mana pun di dunia, didesak menghubungi kegiatan Hadiah untuk Keadilan," tambah Departemen Luar Negeri. Kelompok Abu Sayyaf dan Jemaah Islamiyah disalahkan atas serangan terburuk di Pilipina, termasuk pemboman kapal tambang di lepas pantai teluk Manila Bay pada 2004, yang menewaskan lebih dari 200 orang. Kelompok Abu Sayyaf didirikan tokoh kuat latihan Afgan Abubakar Abdurajak Janjalani pada awal 1990-an untuk memperjuangkan negera Islam merdeka di Pilipina selatan. Dengan berpangkalan di negara bagian Mindanao, Pilipina selatan, kelompok itu mendapat nama buruk dunia sesudah menculik wisatawan asing di pulau wisata terpencil Malaysia untuk tebusan pada 2000. Laki-laki adik Zulkifli, Taufik bin Abdul Halim alias Dany, diduga terlibat dalam pemboman mal Atrium di Jakarta pada 2001 dan saat ini ditahan di Indonesia, tambah pernyataan tersebut. Sejak didirikan Amerika Serikat pada 1984, kegiatan Hadiah untuk Keadilan sudah membayarkan kira-kira 62 juta dolar (sekitar 558 miliar rupiah) kepada lebih dari 40 orang, yang memasok pejabat negara adidaya itu dengan keterangan penting mengarah pada penangkapan buron. Pembayaran itu termasuk 30 juta dolar Amerika Serikat (lebih kurang 270 miliar rupiah) kepada pemberi petunjuk mengarah pada pembunuhan dua putera mantan Presiden Irak Saddam Hussein, Uday dan Qusay, pada 2003. Sekitar 36 nama saat ini terdaftar, termasuk bin Ladin, yang lolos penangkapan sejak secara terbuka mengaku bertanggung jawab meruntuhkan menara kembar World Trade Center, New York, pada 2001.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007