Bingkisan mencurigakan tersebut diledakkan di sebuah kamar mandi di lingkungan Mapolres Madiun Kota. Sebelumnya, bingkisan tersebut dipindahkan oleh tim jibom dari depan pintu masuk Makorem 081/DSJ Madiun guna dijinakkan.
Kepala Satuan Reskrim Polres Madiun Kota AKP Masykur, Selasa, mengatakan, bingkisan misterius tersebut dibawa oleh Ismini (38) warga Desa Segulung, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun yang meletakkan bingkian itu di depan pintu masuk Makorem 081/DSJ Madiun di Jalan Pahlawan Kota Madiun.
"Pihak Polres Madiun Kota meminta Jibom Brimob Madiun untuk melakukan penjinakan. Terlebih, saat bingkisan tersebut diperiksa menggunakan alat deteksi logam, langsung berbunyi sebagai tanda terindikasi mengandung logam," ujar AKP Masykur kepada wartawan.
Menurut dia, kejadian tersebut berawal saat petugas TNI AD di Makorem Madiun curiga dengan seorang perempuan yang menaruh sebuah bingkisan warna merah di depan pintu masuk. Saat didekati, perempuan itu meninggalkan bingkisan tersebut dan langsung lari, namun berhasil ditangkap. Takut berisi bom, TNI lalu melapor ke polisi.
Setelah diledakkan, bingkisan tersebut ternyata berisi surat untuk Gubernur DKI Jakarta Ahok dan sejumlah tas plastik yang terdapat cantolan logam.
Dalam surat tersebut, intinya pelaku ingin Ahok menjadi Presiden RI. Sedangkan isi dari tas plastik lainnya masih diselidiki polisi.
Masykur menambahkan, guna mengetahui latar belakang pelaku melakukan hal tersebut, kini yang bersangkutan masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut di Mapolres Madiun Kota.
Meski hasil pemeriksaan bingkisan tersebut tidak berisi barang yang membahayakan, namun pihak kepolisian bersama TNI setempat menyatakan kewaspadaannya terhadap kemungkinan adanya teror bom seperti yang terjadi sebelumnya di Solo, Jawa Tengah.
"Kasus ini masih diselidiki lebih lanjut. Pascakejadian Solo dan barusan, kewaspadaan akan terus ditingkatkan guna mengatisipasi ancaman teror bom," katanya.
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016