Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan industri pengolahan non migas pada kuartal II/2016 disampaikan masih stagnan jika dibandingkan kuartal I/2016 yang masih lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
"Kelihatannya industri masih belum ada peningkatan. Misalnya otomotif, itu saja turun," kata Sekjen Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat di Jakarta, Selasa.
Kendati belum menyampaikan angka pertumbuhan industri pada kuartal II, Syarif mengatakan bahwa kondisi pasar ekspor yang masih lesu menjadi salah satu penyebab sulitnya mendorong pertumbuhan industri.
"Amerika belum stabil, China juga belum. Memang situasi dunia masih seperti itu. Jadi memang belum bisa kita genjot," ungkapnya.
Syarif menambahkan, pemotongan anggaran ditubuh kementerian dan lembaga juga turut mempengaruhi pertumbuhan industri.
Meskipun, bulan puasa Ramadhan dan Lebaran cukup berkontribusi dalam mendongkrak pertumbuhan beberapa industri, terutama makanan dan minuman.
"Kalau Lebaran memang terbantu sedikit. Tapi tetap tidak bisa menggantikan ekspor," tukasnya.
Namun demikian, Kemenperin tetap mematok target pertumbuhan industri sepanjang 2016 mencapai 5,6 persen, lebih tinggi dari target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen.
Diketahui, pertumbuhan industri kuartal I/2016 mencapai 4,46 persen, lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2015 sebesar 5,26 persen.
Dalam hal ini, industri makanan dan minuman menyumbang angka paling besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yakni 18,41 persen.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016