Samarinda (ANTARA News) - Duta Besar Korea Selatan untuk RI, Lee Sun Jin, mengatakan Indonesia aman untuk dikunjungi meski sejumlah peristiwa seperti kecelakaan transportasi dan ancaman terorisme kembali terjadi beberapa waktu belakangan ini. "Indonesia masih aman dan pemerintah Korsel tidak perlu mengeluarkan `travel warning` ataupun `limitation` bagi warga untuk berkunjung ke Indonesia," kata Lee kepada wartawan saat kunjungannya untuk melihat potensi investasi Kalimantan Timur, di Samarinda. Selasa. Terkait masalah terorisme, Lee Sun Jin mengatakan Pemerintah RI khususnya kepolisian setempat telah menunjukkan usaha yang keras untuk mengatasinya. Hal itu, ujar dia, dapat dilihat dari keberhasilan kepolisian Indonesia untuk mencegah agar ancaman teror tidak berkembang luas. "Meskipun ada ancaman terorisme, itu sifatnya terisolasi dan tidak meluas sehingga tidak perlu kami khawatirkan," ujarnya. Lee Sun Jin mengatakan situasi keamanan Indonesia kini lebih baik ketimbang setelah terjadinya tragedi bom di Bali pada Oktober 2005. Ia mengakui tragedi itu telah membuat kunjungan wisatawan dari Korsel ke Indonesia merosot tajam, namun kini Pemerintah Korsel telah menjamin bahwa situasi Indonesia aman sehingga membuat warga Korsel tidak takut lagi berkunjung ke Indonesia. "Buktinya meski terjadi lagi ledakan bom setelah tragedi di Bali 2005, Korsel tidak pernah mengeluarkan 'travel warning' maupun limitation," kata Lee yang telah menjabat sebagai duta besar di Indonesia selama 1,8 tahun itu. Ia mengatakan pada 2006 tercatat sebanyak 250.000 wisatawan Korsel mengunjungi Indonesia. Ketika ditanya komentarnya terkait "travel warning" yang dikeluarkan Australia akibat maraknya kecelakaan transportasi di Indonesia, Lee bahkan menjawab dengan setengah bekelakar. "Kami bukan Australia, dan kami juga bukan Amerika Serikat. Kami menilai Indonesia aman. Saya jadi bingung kenapa kamu menanyakan hal itu, apa kamu mau saya keluarkan 'travel warning'," kata Lee yang malah balik bertanya kepada wartawan. Kontan pertanyaan itu disambut oleh para wartawan. "No..," teriak para wartawan dengan serentak.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007