Jakarta (ANTARA News) - Pengadilan Turki memenjarakan lima tersangka terkait terorisme di bandara Istanbul, menambah angka tahanan menjadi 37, menurut laporan Kantor Berita Anadolu.
Serangan di bandara Ataturk menewaskan 45 orang dan ratusan lainnya terluka, seperti yang dilansir dari Reuters.
Tujuh tersangka tersebut dikenakan tuduhan "anggota kelompok teroris bersenjata" dan membantu pembunuhan, menurut kantor berita milik pemerintah itu.
Kantor berita swasta Dogan mengatakan ketujuh tersangka merupakan warga negara asing.
Salah satu pejabat pemerintahan Turki mengtakan penyerang berkewarganegaraan Rusia, Uzbekistan dan Kirgistan. Presiden Tayyip Erdogan mengakan militan Islamic State dari bekas Uni Soviet adalah dalang dibalik serangan paling mematikan di Turki tahun ini.
Pemberitaan di media melaporkan sekitar 11 orang yang ditahan merupakan warga negara Rusia.
Ledakan di Istanbul memicu serangan lainnya di Bangladesh, Irak dan Arab Saudi, semuanya menjelang hari raya Idul Fitri.
Pada serangan 28 Juni lalu, tiga pelaku menembakkan senjata untuk menimbulkan panik di luar badara sebelum dua dari mereka masuk dan meledakkan diri.
Pelaku ketiga meledakkan bom di luar pintu masuk di terminal kedatangan internasional.
Moskow mengatkan ribuan warga Rusia dan negara bekas Soviet tersebut bergabung dengan Islamic State lewat Turki untuk menuju Suriah.
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016