Paris (ANTARA News) - Sekitar 40 orang ditahan di Paris setelah polisi menggunakan gas air mata dan meriam air melawan fans sepak bola yang melempar botol kaca ke arah para petugas di Menara Eiffel selama final Piala Eropa 2016.
Kerumunan pendukung, beberapa mengenakan bendera Prancis atau Portugal, berkumpul di dasar "landmark" Kota Paris sebelum dan setelah kemenangan gemilang Portugal 1-0 atas Prancis setelah mereka ditolak masuk ke zona fan yang sudah penuh kapasitasnya hingga 90.000 orang, demikian menurut polisi Paris, AFP.
Lantai dasar Menara Eiffel diselimutiasap gas air mata saat polisi anti-huru-hara menghalau para pemuda, yang mulai menyalakan api di trotoar dan melempar botol serta obyek lain pada barisan polisi, demikian menurut fotografer AFP. Setidaknya satu truk polisi menyiram air ke arah demonstran.
Polisi yang mengunggah pesan di Twitter dan mengeluarkan peringatan di Metro mengumumkan pada pendukung sepak bola bahwa zona fans sudah penuh, mereka menggunakan meriam air untuk memadamkan api.
Tanah di sekitar menara penuh dengan sampah dan pagar yang patah serta serpihan kaca, menjelang malam, gundukan sampah dibakar dan para petugas pemadam kebakaran kemudian diturunkan untuk memadamkan api yang lebih besar di jalanan kota Paris, termasuk satu mobil yang terbakar.
Sementara sembilan orang ditahan di timur kota Lyon atas tindakan brutal, mencela atau kepemilikan kembang api dan satu polisi terluka ringan akibat kaleng cat semprot, kata polisi.
Minggu lalu, polisi anti-huru-hara menembakkan gas air mata saat bentrok dengan pemuda di jalan Champs Elysees, Paris setelah kualifikasi Prancis untuk Piala Eropa 2016 final.
Bentrok antar-fans pada 11 Juni, laga Inggris-Rusia di Marseille menyebabkan 35 orang terluka dalam kekerasan yang oleh jaksa penuntut didakwakan pada sekitar 150 pendukung Rusia yang sudah "sangat siap" yang melancarkan aksi penyerangan dengan target pendukung Inggris.
Kemenangan Portugal yang mengagetkan atas Prancis di final Piala Eropa merupakan gelar juara pertama bagi negara itu, meskipun sang pemain bintang Cristiano Ronaldo terpaksa menonton pertandingan dari bangku cadangan akibat cidera.
Sensasi turnamen sepak bola kali ini dibayang-bayangi oleh ketakutan atas kekerasan terorisme menyusul serangan bulan November yang mengakibatkan tewasnya 130 orang. Beberapa hari sebelum peresmian dimulainya Piala Eropa, serikat pekerja mengganggu jadwal kereta dan kapal terbang, sampah-sampah tak diangkut dan dibiarkan menumpuk di jalanan serta aksi mogok dan protes menentang reformasi pekerja.
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016