Jakarta (ANTARA News) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyatakan bersyukur bahwa patroli terpadu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di berbagai daerah telah mewujudkan Lebaran tanpa asap.
Siaran pers Biro Humas Kementerian LHK, Minggu di Jakarta menyebutkan, Menteri LHK juga mengucapkan terimakasih pada kerja keras seluruh tim terpadu karhutla di daerah yang sampai saat ini tetap menjaga pos kerja masing-masing dengan penuh dedikasi.
"Tahun ini Alhamdulillah masyarakat bisa lebaran tanpa asap. Tetapi kita tetap harus terus waspada dan melakukan berbagai langkah antisipasi Karhutla," kata Menteri LHK.
Disebutkan, pemantauan titik api atau "hotspot" terus dilakukan sepanjang libur Lebaran. Menteri LHK memberlakukan sistem dan memonitor laporan yang masuk setiap hari.
Data terbaru tanggal 9 Juli 2016 tercatat ada 35 hotspot di seluruh Indonesia. Adapun total hotspot periode 1 Januari sampai 9 Juli 2016, berdasarkan Satelit NOAA 18/19 tercatat 1.043 titik.
Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015, terjadi penurunan sebanyak 2.121 titik atau 67,03 persen. Sedangkan menurut data Satelit Terra/Aqua terdapat sebanyak 1.868 titik.
Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 terjadi penurunan 329 titik atau 14,97 persen. Penurunan hotspot dan antisipasi meluasnya Karhutla di periode yang sama ini adalah berkat kerja keras banyak pihak, terutama tim patroli terpadu.
Beberapa operasi lapangan dilakukan seperti di Banama Tingang, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Di sini terjadi kebakaran dan telah dilakukan pemadaman oleh Manggala Agni Daerah Provinsi Kalteng bersama TNI dan Polri.
Tim melaksanakan pemadaman pada areal terbakar yang diketahui berupa lahan yang baru dibuka dengan alat berat. Tumpukan kayu ranting sengaja dibakar, hingga meluas ke area 50 sampai dengan 100 ha.
Pemilik lahan adalah salah satu warga Desa Kumpai Batu Atas. Api berhasil dipadamkan setelah memisahkan kayu agar tidak menjalar ke lokasi lain, dibantu satu unit mobil Damkar.
Sebagai bentuk penyelesaian dan pembelajaran bagi masyarakat, pemilik dan pembakar lahan diserahkan kepada Babinkamtibmas untuk selanjutnya diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Di Kabupaten Pulang Pisa juga dilakukan pemadaman oleh tim terpadu di lahan terbakar dengan luasan sekitar 20 ha milik salah satu warga jalan Kapur Naga, Palangka Raya.
Api berhasil dipadamkan di dua titik dengan menggunakan tiga mesin pompa. Satu titik api awalnya tidak dapat dijangkau air, tapi dengan melokalisir api dan adanya sekat api berupa jalan, maka api dapat dipadamkan.
Masih di hari yang sama, sembilan hotspot juga terdeteksi di Riau, dengan tingkat kepercayaan 80 persen. Tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Pemda, melalui pantauan udara menemukan titik api (fire spot) sebanyak delapan titik, terdiri dari dua titik di Taman Nasional Tesso Nilo dan enam titik di Kabupaten Indragiri hilir.
Pemadaman di lokasi tersebut dilaksanakan oleh Satgas Karhutla Provinsi Riau dengan menggunakan helikopter yang disiapkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Hingga Sabtu sore pemadaman pada enam titik api tersebut masih terus dilakukan.
Di Jambi, tepatnya di Kabupaten Tebo sudah diketahui terjadi pembakaran di areal konsesi. Saat ini pelaku dalam pemeriksaan intensif pihak Polres.
Sejak jelang Lebaran hingga hari ini, Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) sudah mengeluarkan peringatan keras pada tiga perusahaan di Jambi dan Riau, serta perusahaan yang arealnya terbakar di perbatasan Jambi dan Sumsel.
Bila mereka tidak berhasil memadamkan dalam waktu singkat, dengan batas waktu 1-3 hari, maka akan ditingkatkan prosesnya melalui Ditjen Penegakan Hukum.
Semua upaya di atas dimonitor Menteri LHK langsung setiap harinya dengan laporan lengkap untuk dilakukan pengambilan keputusan secara cepat dan tepat sesuai arahan Presiden Jokowi agar tidak terjadi lagi kebakaran dahsyat yang merugikan masyarakat.
Pewarta: Aat Surya Safaat
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016