Solusi pertanian Indonesia adalah mekanisasi, makanya kami memberikan `combine harvester` (mesin panen kombinasi) dan rice planter (mesin penanam padi),"

Makassar (ANTARA News) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan salah satu solusi masalah peningkatan produksi pertanian Indonesia adalah menerapkan mekanisasi pertanian.

"Solusi pertanian Indonesia adalah mekanisasi, makanya kami memberikan combine harvester (mesin panen kombinasi) dan rice planter (mesin penanam padi)," kata Amran dalam sambutannya pada acara Reuni Agrokompleks Pertanian Universitas Hasanuddin ke-9 di Makassar, Sabtu malam.

Amran mengemukakan bahwa mekanisasi menjadi solusi ketika jumlah tenaga kerja di sektor pertanian semakin menurun karena para pemuda lebih banyak yang memilih meninggalkan desa.

"Dengan mekanisasi, panen yang biasanya butuh 20 orang, dalam empat jam selesai," kata dia.

Mekanisasi pertanian, kata dia, juga mampu menurunkan biaya produksi hingga 40 persen, dan meningkatkan efisiensi waktu tanam hingga panen.

"Kalau negara-negara Eropa saja yang hanya punya waktu tanam tiga bulan bisa swasembada, kenapa kita yang punya waktu tanam 12 bulan tidak bisa," ujarnya.

Untuk itu, Amran mengatakan pihaknya terus memotivasi agar para peneliti pertanian di Indonesia dapat berinovasi menciptakan berbagai mesin pertanian, diantaranya dengan memberikan royalti yang memadai.

"Baru-baru ini kita minta dibuatkan mesin panen jagung, dan akan diberikan royalti lima hingga sepuluh persen," jelas Amran.

Menteri lulusan Universitas Hasanuddin ini mengajak semua pihak khususnya para peneliti dan petani untuk bekerja keras bagi kemajuan pertanian Indonesia.

"Bangunkan lahan tidur, peneliti tidur, petani tidur, selama ini kita sudah terlalu banyak santai," pungkasnya.

Selain Menteri Pertanian Amran Sulaiman, acara yang diselenggarakan di Benteng Rotterdam Makassar ini, juga dihadiri Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Numang, Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal, dan anggota DPR RI Aliyah Mustika Ilham.

Pewarta: Nurhaya J. Panga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016