Cianjur (ANTARA News) - Pedagang sayur mayur oleh-oleh khas di Jalur Puncak-Cianjur, Jabar, meraup keuntungan jutaan rupiah seiring macet total yang terjadi sejak dua hari terakhir di sepanjang jalur tersebut.
Bahkan tidak sedikit dari pedagang oleh-oleh tersebut menambah stok sayuran dengan membeli langsung pada petani di sejumlah wilayah penghasil sayur mayur di kecamatan dibawah kaki Gunung Gede-Pangrango itu.
Dedi (42) seorang pedagang sayur mayur di Jalan Raya Pasekon, pada wartawan Sabtu, mengatakan, sejak dua hari terakhir penjualan sayur mayur oleh pengguna jalan yang terjebak macet meningkat hingga 100 persen dibandingkan libur panjang lainnya.
Bahkan pedagang yang biasa membuka lapaknya hingga jam 1 malam, terpaksa melibatkan anggota keluarga untuk bergantian berjualan hingga pukul 3 dini hari.
"Ramainya pembeli membuat kami membuka lapak sampai dini hari, bahkan tidak sedikit yang membuka lapaknya 24 jam," katanya.
Dia menjelaskan, sayur mayur yang banyak dicari pembeli, wortel, kol, tomat dan sayur jenis daun-daunan. Seiring meningkatnya minat pembeli, membuat pedagang menaikkan harga dua kalilipat dibandingkan hari-hari biasa.
"Untuk satu ikat wortel biasa kita jual Rp5000, tapi libur Lebaran ini menjadi Rp7500 perikat, rata-rata naik Rp2000 sampai Rp3000 perjenis sayur mayur karena harga tersebut kita ambil langsung dari petani bukan dipasok tengkulak. Keuntungan yang kami raih dalam dua hari ini mencapai Rp2 juta," katanya.
Sementara sejumlah pengguna jalan yang turun dari kendaraan karena terjebak kemacetan di Jalur Puncak-Cianjur, memilih untuk berburu sayur mayur segar yang dijajakan di lapak pinggir jalan. Mereka menilai berbelanja di lapak tersebut selain murah mereka mendapatkan sayur yang diinginkan dalam keadaan segar, untuk di masak ketika sampai dirumah.
"Selain harganya murah, sayur mayur yang dijual masih segar bahkan masih ada yang belum dibersihkan masih banyak tanahnya kalau sayur itu betul baru dipanen. Kalau di Jakarta sulit mendapatkan sayur mayur sesegar ini, jadi macet panjangpun kami cukup terobati dengan berbelanja sayuran," kata Roselina (34) ibu rumah tangga warga Jakarta Selatan.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016