Boleh mereka bermain air di pantai, tetapi harus tahu persis daerah-daerah yang rawanBantul (ANTARA News) - Wisatawan yang berkunjung ke pantai selatan Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta diimbau mewaspadai potensi terjadinya gelombang tinggi yang melanda perairan tersebut selama liburan Lebaran 2016.
Prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, ketinggian gelombang pantai selatan berkisar antara 2,5 sampai empat meter, ini termasuk tinggi, kata staf Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Fatah, di Bantul, Sabtu.
Menurut dia, ketinggian gelombang pantai pada kisaran tersebut diperkirakan terjadi sejak awal libur Lebaran 2016 sampai seminggu ke depan, sehingga wisatawan diimbau tidak mandi atau berenang di pantai hingga terlalu ke tengah.
Apalagi, kata dia, pada hari pertama Lebaran atau Rabu (6/7) dilaporkan terjadi kecelakaan laut di Pantai Parangtritis yang menimpa Parianto (46) wisatawan asal Kabupaten Sleman, meskipun berhasil diselamatkan oleh anggota Tim SAR sekitar pukul 17.15 WIB.
"Sesaat setelah korban terseret ombak besar, petugas SAR langsung menolong, tetapi tidak dapat langsung menepi karena kondisi gelombang saat itu. Kemudian setelah menepi korban langsung dievakuasi ke Posko SAR," katanya.
Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto mengatakan, kondisi gelombang pantai selatan Bantul sewaktu-waktu dapat berubah sesuai perubahan musim, sehingga wisatawan maupun warga yang beraktivitas di kawasan pesisir itu harus memahami kondisinya.
"Tipikal gelombang pantai selatan dengan pantai-pantai luar daerah berbeda, sehingga wisatawan perlu memahaminya. Boleh mereka bermain air di pantai, tetapi harus tahu persis daerah-daerah yang rawan," katanya lagi.
Karena itu, Dwi berharap semua pengunjung pantai selatan selalu mengindahkan imbauan maupun peringatan terhadap bahaya gelombang pantai dengan tidak bermain air atau berenang hingga terlalu ke tengah pantai demi keselamatan dirinya.
"Wisatawan harus mengindahkan petunjuk dan rambu-rambu yang dipasang tim SAR di lapangan, kalau itu ditaati mudah-mudahan tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Mari saling membantu," katanya pula.
Pewarta: Heri Sidik
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016